JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus menggodok strategi terkait rencana menghadirkan trem di pusat kota melalui sejumlah persiapan terkait pembiayaan.
Teranyar, jajaran Pemkot Bogor dipimpin sekretaris daerah (Sekda) Syarifah Sofiah membahas skema pembiayaan, dengan menghadiri PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan Kepala Sub Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan Usaha DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum lama ini.
“Pertemuan itu dalam rangka tindak lanjut yang trem ya, kan kita sudah ada timnya. Sekarang kami minta pertimbangan dan saran dari DJKA Kemenhub terkait bagaimana sistem kerja sama, operasional dan pendanaannya,” kata Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah dikutip Sabtu, 22 Juli 2023.
Adanya niatan mendatangkan moda transportasi berbasis rel atau kereta perkotaan itu di klaim menjadi upaya pemkot untuk mengurangi kemacetan di Kota Bogor.
“Selain mengkonversi angkutan umum (angkot) menjadi bus Trans Pakuan,” sebutnya.
Syarifah memaparkan, terkait skema pembiayaan pihaknya meramu dorongan dari DJKA Kemenhub. Dalam hal ini ada beberapa metode pembiayaan trem.
Seperti metode tender langsung dan metode penugasan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan melibatkan pihak ketiga atau swasta.
“Sehingga pendanaannya tidak dari APBD atau Pemkot Bogor hanya sekedar memberikan penyertaan modal saja,” tuturnya.
“Trem tidak bisa dibiayai pemerintah pusat atau pemerintah provinsi, karena trem skalanya lokal bukan seperti KRL atau LRT yang bisa antar kota antar provinsi,” lanjut Syarifah.
Sebab, kata dia, berdasarkan perhitungan dibutuhkan dana sekitar Rp 1,7 Triliun untuk membangun trem dengan lintasan sepanjang 12 kilometer.
Dengan anggaran sebanyak itu tentu saja berat bagi Pemkot Bogor jika menggunakan APBD. Tak ayal, Pemkot Bogor sedang mencari sekaligus membedah skema pembiayaan mana yang paling terbaik.
Sebelumnya, sambung Syarifah, kebutuhan akan trem di Kota Bogor ini sudah menempuh sejumlah kajian dan perencanaan.
“Di skala kota, trem lebih bagus. Karena prinsipnya untuk mengurangi kendaraan pribadi dan mengurangi kendaraan umum yang kecil (angkot) dengan kendaraan yang bisa mengangkut lebih banyak orang. Trem bisa mengangkut sampai 200 orang jadi akan lebih efisien lagi,” pungkasnya. (YUD)