JABAR EKSPRES- Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), merasa heran dengan Panji Gumilang, Pimpinan Ma’had Al Zaytun, yang masih berada di luar tahanan dan terus melontarkan pernyataan kontroversial.
Menurut Anwar, Panji Gumilang telah melakukan banyak kesalahan yang sudah menumpuk.
“Keheranan saya adalah, siapa sebenarnya Panji Gumilang ini? Sudah banyak laporan, pengaduan, dan kesaksian tentang siapa dia dan perbuatan buruknya yang disampaikan oleh orang-orang yang dulunya sangat dekat dengan dia,” ujarnya.
BACA JUGA : Bela Panji Gumilang, Suami Artis Terkaya Indonesia Siap Pasang Badan untuk Biayai Al Zaytun
Bahkan, orang-orang terdekatnya siap dipanggil untuk memberikan kesaksian di pengadilan.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah mengapa Panji Gumilang masih bebas dan terus melakukan tindakan yang melanggar kitab suci dan konstitusi.
Anwar menyebutkan bahwa pada acara 1 Muharram 1445 H di Al Zaytun, Panji Gumilang dengan sombongnya memperlihatkan bahwa dirinya memiliki banyak pengikut, padahal jumlah penduduk Indonesia mencapai 272 juta jiwa.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah takut untuk menyentuhnya.
Menurut Anwar, dari penjelasannya di atas, bisa diduga bahwa Panji Gumilang memiliki dukungan dari orang-orang yang berpengaruh, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga dari luar negeri, terutama dari negara-negara yang mendukung Yahudi dan Israel.
Anwar mengungkapkan bahwa hukum tidak boleh takut dengan siapa pun untuk menjaga keadilan. Oleh karena itu, dia menunggu langkah-langkah yang akan diambil oleh penegak hukum.
“Marilah kita beri kesempatan kepada pemerintah dan penegak hukum untuk bekerja. Jika terbukti bahwa penegak hukum tidak lagi mampu menegakkan hukum dengan tulus, maka dapat diduga bahwa pemerintah dan penegak hukum telah kehilangan independensinya,” jelas Anwar.
BACA JUGA : Viral, Aktivis Yahudi Pro-Israel Diundang Khusus Rayakan 1 Suro ke Al Zaytun
Ketua PP Muhammadiyah ini menyatakan bahwa jika hukum tidak bisa ditegakkan di negeri ini, maka rakyatlah yang akan menyuarakannya dengan cara dan bahasa mereka sendiri.
“Karena itu, mari kita ingatkan pemerintah dan penegak hukum agar tidak hanya membela seseorang, sehingga negara ini akan terpecah dan terlibat konflik karena masyarakat melihat bahwa pemerintah dan penegak hukum tampak tidak lagi dapat dipercaya,” katanya.