Kontrovesi PPDB 2023, Orang Tua Calon Siswa Bantah Kegaduhan di SMAN 2 Kota Bekasi

Orang Tua Calon Siswa Bantah Kegaduhan di SMAN 2 Kota Bekasi terkait PPDB 2023
Orang Tua Calon Siswa Bantah Kegaduhan di SMAN 2 Kota Bekasi terkait PPDB 2023
0 Komentar

JABAR EKSPRESOrang tua calon murid SMAN 2 Kota Bekasi, Budi Ariyanto membantah telah membuat kegaduhan di sekolah tersebut beberapa waktu lalu. Hal itu terkait kisruh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 di sekolah tersebut.

Budi mengaku, malah dirinya di buat kesal oleh Wakil Kepala SMAN 2 Kota Bekasi Solihan.

“Ceritanya itu di balik, malah dia yang bentak-bentak saya. Bukan saya yang marah-marah di situ,” kata Budi saat mengutip Rebuplika pada Senin (17/7/23).

Baca Juga:Malam Satu Suro Dianggap punya Banyak Mitos Mistis Salah Satunya Dilarang Keluar Malam, Kenapa?Tips Penting untuk Menjaga Mobil agar Tidak Overheat Selama Musim Kemarau

Budi mengatakan, pada saat itu, ia diundang perwakilan SMAN 2 Kota Bekasi.

Undangan untuknya terjadi setelah adik asuhannya yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Peduli Pendidikan Nasional (Ardin) menggelar demonstrasi di depan sekolah.

“Saya di panggil sama pihak sekolah,” katanya.

Budi menceritakan, kala itu, anaknya sudah mendaftar dan memasukkan semua persyaratan yang di butuhkan di SMAN 2 Kota Bekasi.

Sayangnya, operator sekolah tidak menekan tombol klik sebagai tanda berkas sudah di terima dan di setujui.

Selanjutnya, kata Budi, ada tetangganya yang merupakan ketua RT 06 mendatangi sekretariat panitia penerimaan SMAN 2 Kota Bekasi dan bertemu dengan Solihan.

Dia menyebut, tetangganya itu memiliki rumah beda RT, karena ia bertempat tinggal di RT 05.

“Dia mengatakan telah ketemu dengan Solihan dan anaknya sudah di terima. Karena Solihan yang mengatur titik koordinatnya,” ucap Budi.

Baca Juga:Dana JHT BPJS Ketenagakerjaan Bisa Dicairkan hingga Rp 10 Juta, Begini Syarat dan CaranyaBocoran Spesifikasi Mobil Listrik Xiaomi yang Siap Diproduksi 2024

Mendapat laporan seperti itu, ia meminta bantuan untuk menyampaikan keluhan kepada Solihan.

Pasalnya, hingga mendekati waktu pendaftaran berakhir, anaknya belum juga di terima di sekolah.

Padahal, lokasi rumahnya lebih dekat dengan SMAN 2 Kota Bekasi di banding tetangganya, yang malah lebih dulu di terima.

Menurut Budi, pesan itu di sampaikan sang tetangga besoknya ke pihak sekolah.

Bukannya pendaftaran di terima pihak sekolah, anaknya malah bergeser semakin jauh dari lokasi SMAN 2 Kota Bekasi.

0 Komentar