JABAR EKSPRES- Kim Yo Jong, adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengutuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait peluncuran rudal antarbenua (ICBM) yang baru-baru ini dilakukan oleh Korea Utara. Kim Yo Jong menganggap peluncuran tersebut sebagai langkah yang sah dalam mempertahankan diri.
Kim Yo Jong, adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menyatakan ketidakpuasannya terhadap Dewan Keamanan yang membahas peluncuran ICBM Hwasong-18 pada hari sebelumnya. Menurutnya, sidang Dewan Keamanan tersebut tidak adil dan penuh prasangka.
Adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tersebut menjelaskan bahwa peluncuran ICBM merupakan tindakan untuk mempertahankan diri sebagai respons terhadap kebijakan “penuh permusuhan” yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat terhadap negaranya, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Korea Utara, KCNA. Kim Yo Jong menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengutuk peluncuran ICBM baru milik Korea Utara.
Baca juga: Rusia Tengah Selidiki Kebenaran Rudal Korut yang Jatuh di Perairannya
Resolusi Dewan Keamanan melarang Korea Utara untuk melakukan peluncuran apa pun menggunakan teknologi rudal balistik. Pada konferensi pers, perwakilan Amerika Serikat dan sembilan negara lainnya mengutuk peluncuran rudal Korea Utara dengan merilis pernyataan bersama.
Sementara itu, Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, hadir dalam sidang Dewan Keamanan untuk membela peluncuran rudal oleh Korea Utara. Ia memperingatkan bahwa Korea Utara dapat memberikan respons yang lebih “bebas” terhadap upaya Amerika Serikat untuk meningkatkan keberadaan aset strategis di Semenanjung Korea.
Baca juga: Sikapi Peluncuran Rudal Korut, Kapal Perang AS Tiba di Korsel
Pada hari Kamis, Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan udara bersama dengan mengerahkan pesawat pengebom strategis Amerika Serikat, B-52H, di Semenanjung Korea. Pengerahan B-52H tersebut merupakan demonstrasi kekuatan sebagai respons terhadap peluncuran rudal terbaru oleh Korea Utara.
Amerika Serikat juga menyatakan niatnya untuk mengirimkan sebuah kapal selam yang dilengkapi dengan rudal balistik berkekuatan nuklir ke Semenanjung Korea.