JABAR EKSPRES – Sampah masih jadi masalah pelik di Kota Depok. Terlebih kini, kapasitas TPA Cipayung sudah tak memungkinkan lagi untuk terus menampung sampah.
Karena alternatif pembuangan sampah belum ada, sampah mulai menumpuk di beberapa titik Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Depok.
Sambil menunggu TPPAS Lulut Nambo, pihaknya juga mengembangkan program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional Area and Metropolitan Cities (ISWMP) dari Kementerian PUPR.
Baca Juga:Sesalkan Tahanan Tewas di Rutan Depok, Kompolnas Poengky Minta Kapolres Turut DiperiksaMenyedihkan! Mayat Bayi Hampir Membusuk Gemparkan Warga Pemakaman Gunung Gadung Bogor
Menurutnya, Program Kementerian PUPR ini akan hadir untuk Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cipayung sudah berjalan sejak tiga tahun lalu, dengan melakukan pembebasan lahan di sekitar TPA Cipayung, seluas 1,8 hektare.
Pada pembangunan tahap pertama, PUPR sudah menganggarkan Rp70 miliar, dan akan ditambah lagi Rp100 miliar.
“Itu semua dikerjakan oleh PUPR. Kami hanya menyediakan fasilitasi, karena kewajiban kami adalah menyediakan lahan dan kami sudah lakukan pembebasan lahan,” beber Abra.
Tapi kita masih harus menunggu rencana itu, pasalnya tahun 2023 baru masuk dalam tahap Detail Engineering Design (DED), setelah itu nanti dilakukan lelang dan sebagainya.
“Tahun 2024 akan dilakukan konstruksi dan 2025 dioperasionalkan,” kata Abra.
Namun menurutnya, meskipun kedua program membuang sampah ke TPPAS Lulut Nambo dan pengelolaan sampah di TPA Cipayung berjalan masalah sampah di Kota Depok belum selesai.
