Perangi Stunting dengan Cara Konsumsi Protein Telur, Lawan Stigma Penjajahan!

Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari tinggi badan rata-rata anak seusianya.

Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan anak telah terhambat dan tidak mencapai potensinya.

Dampak stunting sangat serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan otak, kecerdasan, sistem kekebalan tubuh, dan produktivitas di masa depan.

BACA JUGA: Bidik Zero Stunting, Dandim 0508/Depok Targetkan Tak Ada Lagi Kasus Baru di 2024

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit infeksi, kesulitan belajar, serta masalah kesehatan dan gizi pada masa dewasa.

Stunting dapat dicegah dengan memberikan asupan nutrisi yang cukup sejak dalam kandungan, melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, makanan bergizi setelah itu, serta lingkungan yang sehat dan sanitasi yang baik.

Upaya pencegahan stunting juga melibatkan pendidikan gizi kepada ibu hamil dan keluarga, serta perbaikan akses terhadap pelayanan kesehatan dan sanitasi yang memadai.

Penting untuk menyadari bahwa stunting bukan hanya masalah fisik semata, tetapi juga merupakan masalah pembangunan manusia yang melibatkan berbagai aspek, termasuk gizi, pendidikan, dan kesehatan.

Dengan memahami dan mengatasi stunting, kita dapat memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, serta mencapai potensi penuh mereka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan