JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebut metode pengasapan atau fogging tidak efektif dalam mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Plh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Tedy Sulaksana mengatakan, metode fogging adalah sebuah teknik yang dipakai hanya untuk membunuh serangga khususnya nyamuk dewasa.
“Ditekannya, melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dulu, lalu melakukan fogging. Metode pengasapan ini sifatnya pengendalian bukan mencegah. Setelah itu, masyarakat juga harus menerapkan prinsip 3M plus,” katanya kepada wartawan, Rabu (12/7/2023).
BACA JUGA: DBD di Bandung Barat Telan Korban, Dua Warga Meninggal Dunia
Padahal, kata Tedy, setelah mengisap darah, nyamuk aedes aegypti betina akan bertelur. Sehingga, langkah efektif yang harus dilakukan yakni dengan memberantas sarang nyamuk terlebih dahulu.
“Fogging tidak sampai mematikan telur-telur nyamuk yang dihasilkan dari nyamuk dewasa,” terangnya.
Menurut dia, program PSN dan 3M yaitu menguras, menutup tempat penampungan air serta mengubur barang bekas masih menjadi cara yang sangat efektif untuk mencegah DBD agar tidak menyebar luas di kalangan masyarakat.
Program PSN dan pola 3M dapat menutup celah agar nyamuk tidak berkembang biak menyebarkan penyakit pada masyarakat khususnya anak-anak.
BACA JUGA: Dinkes Jabar Beberkan Penyebab Kematian Akibat DBD, Masyarakat Diminta Jaga Pola Hidup Bersih
Selain dinilai efektif untuk membasmi nyamuk, PSN juga dinilai lebih murah dan lebih mudah dilakukan masyarakat.
“Murah dan mudah PSN, tinggal masyarakat melakukam gerakan 3M plus. Itu perlu dilakukan sebagai upaya menekan angka kasus DBD,” katanya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat mencatat penderita demam berdarah dengue dari Januari 2023 sampai Juni 2023 mencapai 304. Dari jumlah itu, 2 diantaranya meninggal dunia. (Mg5)