JABAR EKSPRES, BANDUNG – Motif unik yang dihasilkan dari daun – daun alami pada kain ecoprint mampu memikat masyarakat. Hasilnya, bisnis ecoprint kini mampu betahan dan bisa menghasilkan cuan yang menggiurkan.
Ecoprint merupakan salah satu jenis teknik batik dengan memanfaatkan pewarna alami. Biasanya dari tanin atau zat warna daun, patang hingga akar.
Caranya, daun hingga akar itu akan disusun sedemikian rupa di selembar kain. Kain-kain itu digulung dan kemudian direbus.
Pelaku usaha ecoprint itu telah banyak tumbuh di berbagai daerah di Jawa Barat. Mulai dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, hingga Bekasi.
BACA JUGA : Kisah Aep Warga Desa Singajaya, Hidup dari Menggarap Jutaan Layang-layang
Asri Ningtyas misalnya, perempuan asal Bekasi itu telah berkelut dalam dunia ecoprint sejak 2021 lalu. “Tertarik karena unik aja,” terang pemilik UMKM Godhong Asri itu.
Perempuan yang akrab dipanggil Asri itu menambahkan, ecoprint yang dihasilkannya itu tidak hanya dipasarkan dalam bentuk lembaran kain. Tapi disulap menjadi bahan jadi yang lebih bernilai. Seperti baju, mukena, tas, hingga sepatu. Biasanya kerja sama dengan perajin. Tapi desain dari kami,” tutur pelaku UMKM yang juga binaan Bank Indonesia itu.
Selama menjalani bisnis ecoprint itu, Asri juga telah cukup meraup cuan. “Omset antara Rp 30 – 40 juta sebulan,” sambungnya.
BACA JUGA : Menengok Patung Sepatu Cibaduyut Wetan, Netizen: Simbol Perlawanan Banjir di Terowongan
Rista, pelaku UMKM ecoprint lain juga mengungkapkan kesuksesannya dalam bisnis ecoprint. Perempuan asal Bandung Barat itu telah berkutat di bisnis ecoprint sejak 2018. “Waktu itu lagi cari kesibukan ajah, saat anak-anak sudah mapan,” cetusnya kepada Jabar Ekspres.
Rista juga tidak hanya menjual ecoprint dalam bentuk lembaran kain. Tetapi, kain – kain bermotif alami itu diolah menjadi aneka barang jadi. Dari pakaian, topi, hingga tas. “Kalau omset kisaran Rp 30 juta sebulan,” ucap pemilik UMKM Kampung Cengkeh itu.
Menurut Rista, selama ini kebanyakan yanh beli produk ecoprint adalah kalangan emak-emak. Namun tidak sedikit kalangan anak muda yang turut membeli. Biasanya kalau ada desain fashion yang kekinian.