JABAR EKSPRES – Badai Matahari katanya bakal terjadi nih, teman-teman. Kabarnya, tanggal Kamis (17/7) ini, sejumlah negara bagian di Amerika Serikat (AS) bakal bisa menyaksikan aurora borealis yang indah.
Kabar ini datang dari Institut Geofisika di University of Alaska di Fairbanks. Mereka memperkirakan aurora akan bisa terlihat di 17 negara bagian AS, mulai dari Alaska, Oregon, Washington, Idaho, Montana, Wyoming, Dakota Utara, Dakota Selatan, Minnesota, Wisconsin, Michigan, New York, New Hampshire, Vermont, Indiana, Maine, sampai Maryland.
Biasanya, aurora borealis atau Northern Lights ini terlihat di Alaska, Kanada, dan Skandinavia, tapi kali ini, karena siklus Matahari yang naik-turun setiap 11 tahun diperkirakan mencapai puncaknya pada 2024, jadi cahaya ini bisa terlihat di tempat-tempat yang lebih selatan.
Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Indonesia Ganti Kewarganegaraan Jadi Singapura, Apa Sebabnya?
Kita ingat, kan, tiga bulan lalu ada aurora yang terlihat di Arizona? Nah, itu adalah badai geomagnetik yang ketiga dalam siklus Matahari ini sejak dimulai pada 2019.
Kadang-kadang, sih, kita juga agak khawatir dengan badai Matahari ini. Katanya, siklus 11 tahunan ini bisa bikin kiamat internet. Ini disebabkan oleh sebuah studi yang diluncurkan pada 2021 yang berjudul “Solar Superstorms: Planning Internet Apocalypse.”
Di situ dibilang, bakal ada badai Matahari besar yang bisa merusak kabel-kabel internet, khususnya yang berada di bawah laut. Dan kemudian, waktu itu sempat ada misinformasi yang beredar berdasarkan peringatan dari NASA.
Kabar yang tersebar ini bilang bahwa NASA ngasih peringatan soal badai Matahari yang bakal datang dan bisa mematikan internet global dalam dekade berikutnya. Katanya, Parker Solar Probe milik NASA yang diluncurkan tahun 2018 bakal jadi penyelamat internet Bumi dari kiamat akibat badai Matahari.
Baca Juga: Hujan Deras Picu Longsor di Jepang, 1 Meninggal dan 3 Orang Menghilang
Tapi, menurut berita dari Space, NASA sendiri sebenarnya nggak pernah ngeluarin peringatan soal kiamat internet. Nah, ini rupanya salah satu misinformasi yang beredar.
Ceritanya berawal dari sebuah artikel NASA yang dipublikasikan pada Maret lalu tentang upaya mereka dalam memprediksi badai Matahari menggunakan kecerdasan buatan (AI). Di situ, NASA sama sekali nggak pakai istilah “kiamat internet.”