Kembali Muntahkan Guguran Lava Pijar hingga Belasan Kali, Status Gunung Merapi Diungkap BPPTKG

JABAR EKSPRES – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG, Agus Budi Santoso ungkap kondisi Gunung Merapi. Berdasarkan keterangannya, Gunung Merapi memuntahkan 12 kali guguran lava pijar pada Senin, 10 Juli 2023 pagi ini.

Kemudian Agus Budi Santoso juga membeberkan bahwa jarak luncuran lava pijar Gunung Merapi mencapai 1.700 meter ke arah barat daya. Kondisi tersbeut tentu membuat masyarakat setempat khawatir.

Sebelum Gunung Merapi memuntahkan 12 kali lava pijar, beberapa hari sebelumnya Gunung Semeru juga mengejutkan warga Lumajang, Jawa Timur dan sekitarnya karena telah menyebabkan banjir lahar dingin hingga akses jalan dan jembatan terputus.

BACA JUGA: Siaga! Gunung Merapi Keluarkan 13 Kali Guguran Lava Pijar

“Teramati 12 kali guguran lava pijar ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, dikutip JabarEkspres.com pada Senin, 10 Juli 2023.

Adapun Gunung Merapi merupakan Gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah tersebut terlihat cukup jelas. Berdasarkan informasi BPPTKG, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang.

BACA JUGA: Gunung Merapi Muntahkan Guguran Lava Sebanyak 23 Kali

Sementara itu, ketinggian asap kawah Gunung Merapi mencapai 100 meter di atas puncak kawah. Dari pengamatan kondisi meteorologi, cuaca berawan dan angin bertiup lemah ke arah barat.

Tidak hanya itu, suhu udara juga terpantau ada pada 18 derajat Celsius dengan kelembaban udara 78 persen dan tekanan udara 920,8 mmHg.

Pada kesempatan yang sama, pihak BPPTKG juga mencatat 40 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-32 mm, durasi 42,52-107,88 detik.

Agus Budi Santoso juga menegaskan bahwa tingkat aktivitas Gunung Merapi tersbeut tetap di level III atau siaga.

“Tingkat aktivitas tetap di level III atau siaga,” katanya menegaskan.

Meskipun demikian, masyaarkat diimbau untuk tidak panik. Untuk menghindari informasi yang tidak sesuai atau hoaks, masyarakat disarankan untuk mengakses informasi resmi dari pihak terkait kondisi Gunung Merapi tersebut. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan