Dilarang Selama Puluhan Tahun, Iran Bakal Izinkan Perempuan Datang ke Stadion untuk Menyaksikan Pertandingan Sepak Bola

JABAR EKSPRES – Semenjak Revolusi Iran (1979), Iran melarang perempuan untuk datang ke stadion menyaksikan pertandingan sepak bola.

Selama beberapa dekade, Iran hanya mengizinkan perempuan untuk datang ke stadion hanya dalam kesempatan-kesempatan langka saja.

Angin segar mulai datang perlahan. Dengan kata lain, baru-baru ini pemerintah Iran bakal mencabut larangan tersebut.

“Tahun ini, salah satu fitur yang menonjol dari liga ini… adalah kita akan menyaksikan kehadiran perempuan di stadion,” ungkap Mehdi Taj, kepala Federasi Sepak Bola Iran, Minggu, 10 Juli 2023, dikutip dari TRT World.

Dengan demikian, pertandingan sepak bola liga Iran di stadion-stadion di Iran, seperti di kota Isfahan, Kerman, dan Ahvaz, sudah bisa dihadiri oleh perempuan.

Adapun liga Iran itu sendiri bakal bergulir pada bulan depan setelah turnamen 16 sudah ditetapkan.

BACA JUGA: Pemerintah Swedia Mempertimbangkan Hukum Larangan Penodaan Al-Qur’an

Sebelumnya, Iran menerapkan larangan terhadap perempuan yang datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola sejak tahun 1981.

Larangan ini didasarkan pada pandangan konservatif yang dipegang oleh beberapa elemen masyarakat Iran, yang menganggap campur tangan perempuan dalam lingkungan olahraga sebagai tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di negara tersebut.

Salah satu alasan yang sering dikemukakan adalah untuk melindungi perempuan dari lingkungan yang dianggap tidak sesuai, seperti kemungkinan adanya perundungan atau penghinaan.

Pihak berwenang juga berargumen bahwa kehadiran perempuan di stadion dapat menciptakan situasi yang tidak aman, dan oleh karena itu, melarang perempuan datang ke stadion dianggap sebagai tindakan perlindungan.

Namun, larangan ini telah menuai banyak kritik dari dalam dan luar Iran. Banyak aktivis hak asasi manusia dan kelompok masyarakat sipil berjuang untuk menghapuskan larangan ini, mengadvokasi kesetaraan gender dan menganggapnya sebagai bentuk diskriminasi.

BACA JUGA: Buntut Pembakaran Al-Qur’an di Swedia, Erdogan Berseru kepada Umat Islam untuk Bersatu Menentang Islamofobia

Ada tekanan yang terus meningkat untuk mengubah kebijakan ini, dan dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi beberapa langkah kecil menuju pembukaan akses bagi perempuan ke stadion, meskipun masih dengan pembatasan yang signifikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan