Jepang Umumkan Rencana Kontroversial Membuang 1000 Tabung Limbah Nuklir ke Laut, Para Nelayan Khawatir

JABAR EKSPRES – Jepang sedang bersiap-siap untuk menjalankan rencana kontroversialnya dengan membuang air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke Samudra Pasifik. Sejak terjadinya tsunami pada tahun 2011 yang menghancurkan PLTN tersebut, lebih dari satu juta ton air limbah yang telah diolah telah terkumpul di lokasi tersebut.

Meskipun rencana pembuangan ini telah direncanakan sejak dua tahun lalu, namun hingga saat ini masih menjadi sumber kontroversi. Badan Energi Atom Internasional (IAEA), lembaga pengawas nuklir PBB, telah mengeluarkan laporan yang mendukung rencana Jepang ini.

Rencana ini telah menimbulkan kecemasan dan kemarahan baik di dalam maupun di luar negeri. Masyarakat Jepang mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait kemungkinan kontaminasi yang akan terjadi.

Baca Juga: DPR: WNI Bebas Keliling Papua Nugini Tanpa Ribet Visa!

Kelompok industri perikanan dan makanan laut di Jepang juga menyuarakan keprihatinan mereka terhadap dampak yang akan dirasakan terhadap mata pencaharian mereka. Mereka khawatir konsumen akan enggan membeli produk makanan laut dari daerah tersebut.

Tak hanya itu, negara China juga tidak ragu-ragu menuduh Jepang memperlakukan laut sebagai “tempat pembuangan sampah pribadi”. Sementara itu, pihak Jepang tetap bersikeras bahwa air limbah yang akan dibuang aman. Mereka juga berencana untuk melakukan pembuangan secara bertahap selama 30 tahun ke depan, bukan secara sekaligus.

“Pelepasan air limbah tersebut hanya akan memberikan sedikit kontribusi dalam volume maupun radioaktivitas di laut. Tidak ada bukti bahwa tingkat radioisotop yang sangat rendah ini akan berdampak buruk pada kesehatan,” ungkap Gerry Thomas, seorang pakar patologi molekuler yang bekerja sama dengan ilmuwan Jepang.

Baca Juga: Jumlah Umat Protestan di Jerman Anjlok Drastis, Apa yang Terjadi?

Tatsujiro Suzuki, seorang profesor teknik nuklir dari Pusat Penelitian Penghapusan Senjata Nuklir Universitas Nagasaki, mengatakan kepada BBC bahwa rencana ini tidak akan menyebabkan polusi serius atau mengancam keselamatan masyarakat jika semuanya berjalan dengan baik. Namun, mengingat kegagalan Tepco dalam mencegah bencana pada tahun 2011, dia tetap khawatir tentang kemungkinan pelepasan air limbah yang terkontaminasi secara tidak sengaja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan