Tanggapi Tuyul yang Digaukan PSI dan Relawan Kaesang Menang Depok, Politisi PKB: Tangkap!

JABAR EKSPRES – Isu delapan tuyul di Kota Depok yang digaungkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Relawan Kaesang Menang Depok di tanggapi Politisi PKB Kota Depok, Babai Suhaimi. Ia juga meminta agar PSI mau menunjukan siapa pemilik tuyul tersebut.

Politisi PKB, Babai Suhaimi mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh PSI dan Relawan Kaesang Menang Depok itu hanya sebuah kiasan. Dia juga menyinggung siapa sebenarnya tuyul yang dimaksud agar masyarakat mendapatkan penjelasan.

Menurut Politisi PKB, Babai Suhaimi masyarakat perlu mendapatkan penjelasan soal tuyul yang dimaksud PSI dan Relawan Kaesang Meang Depok tersebut. Bahkan ia mengatakan bahwa hanya orang tertentu yang dapat melihat dan merasakan keberadaan tuyul itu.

BACA JUGA: Relawan Kaesang Menang Incar Delapan Tuyul yang Ada di Depok

“Di tengah masyarakat itu kan perlu ada penjelasan. Tuyulnya itu siapa. Tuyul itu tidak bisa dilihat, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa lihat dan merasakan keberadaannya,” kata Politisi PKB, Babai Suhaimi pada JabarEkspres.com pada Selasa, 4 Juli 2023.

Lebih lanjut, Babai Suhaimi juga mempertanyakan siapa yang dimaksud menjadi tuyul dan siapa pemilik tuyul itu. Ia menegaskan bahwa PSI harus menjelaskan hal tersebut.

“Siapa pemilik tuyulnya, karena tuyul itu ada pemiliknya. Ada yang memelihara, PSI juga harus sebutkan pemilik tuyul itu, kalau bisa tangkap,” katanya, menegaskan.

Kemudian Babai Suhaimi juga berharap, PSI jangan mempersoalkan masalah tuyulnya saja, namun harus tahu siapa pemilik tuyul.

“Jangan persoalkan tuyulnya, yang perlu dipersoalkan itu adalah siapa pemilik tuyulnya,” katanya memungkasi.

Sebagai informasi, pada hari Minggu, 2 Juli 2023 lalu, relawan Kaesang Menang Depok dan PSI menggelar diskusi publik bertemakan ‘Menakar Komitmen Lingkungan Calon Wali Kota Depok Kaesang Pangarep’.

Dalam diskusi tersebut juga menyerukan tangkap 8 tuyul di Depok yang diartikan sebagai pelaku kekerasan seksual, sindikat prostitusi anak, tukang gusur sekolah, pembuat kebijakan intoleran, pemain program dan anggaran, perusak lingkungan, mafia tanah dan maling setu, serta pengutip retribusi ilegal. (Mg10)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan