5 Obrolan Ibu-Ibu Paling Populer Saat Ngumpul

JABAR EKSPRES – Kaum wanita khususnya yang sudah menjadi ibu-ibu memiliki kebiasaan suka berkumpul dengan sesamanya. Selain sebagai sarana bersosialisasi, kaum ibu-ibu ini juga gemar ngobrol. Ada lima obrolan paling populer yang sering menjadi topik utama saat ibu-ibu sedang berkumpul.

Meski sering dicibir karena kaum ibu ini kerap membicarakan orang lain yang tidak ada dalam perkumpulannya atau sering disebut ghibah. Namun tidak semua genk emak-emak ini selalu melakukan hal negatif.

Banyak juga yang memilih ngumpul karena niat ibadah, seperti pengajian, kegiatan sosial atau parenting.

Jika tidak berhati-hati, tanpa disadari perkumpulan emak-emak ini kadang bisa menjadi sarang dosa karena seringnya terjadi gibah hingga fitnah hingga membongkar aib keluarga sendiri.

Berikut lima obrolan paling populer yang sering menjadi tema panas dikalangan ibu-ibu saat sedang ngumpul.

1. Gosipin tetangga

Padahal gosip seperti ini jika yang dibicarakan adalah perihal aib atau hal-hal yang tidak disukai oleh tetangga kita kalau itu tersebar, maka termasuk dalam GHIBAH.

Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam GHIBAH adalah dzikruka akhoka bi maa yakroh.

Dan ingat gosip juga bisa jadi FITNAH (berita yang tidak benar). Jadinya hancurlah kehormatan orang lain.

Lihatlah hadits berikut.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim, no. 2589).

Termasuk jika yang digosipin adalah suami sendiri. Kecuali jika ada hajat meminta nasihat seperti seorang sahabat wanita yang menceritakan aib suaminya yang SUPER PELIT sampai nafkah pada istrinya kurang.

Kalau meminta nasihat pada orang berilmu untuk menanyakan solusi, boleh. Namun baiknya pertanyaan dibuat dengan kalimat yang seakan-akan bukan suaminya yang berbuat agar tetap bisa menjaga kehormatan suami.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan