Kena Tipu, Pedagang Ayam di Sumedang Rugi Rp14 Juta

JABAR EKSPRES – Seorang pedagang daging ayam di Pasar Conggeang, Kabupaten Sumedang, Een Rohenah (54) terpaksa menanggung kerugian belasan juta rupiah. Dia diduga tertipu oleh seorang pria yang mengaku dirinya datang dari sebuah yayasan.

“Mulanya, dia (pelaku) datang ke sini. Lalu, memesan ayam sebanyak tiga kuintal, 65 kilogram. Katanya sih, untuk ke panti-panti,” ungkap Een saat ditemui Jabar Ekspres, Rabu (28/6).

Een menjelaskan, saat itu pelaku memberikan uang muka sebesar Rp500.000 ditambah dengan ongkos kirim sebesar Rp100.000. Pedagang daging ayam itu juga mengatakan bahwa pelaku memberikan persyaratan bahwa pesanannya harus diantar dan tiba di kawasan Cimalaka pada pukul 03.00 WIB.

“Daging ayam itu kemudian diantar sama adik saya, sekitar jam empat pagi. Sesampainya di sana, kemudian semua daging ayam dipindahkan ke mobil bapak itu,” jelasnya.

Setelah semua daging ayam dipindahkan ke mobil pelaku, adik korban diminta pergi mencari mesin ATM terdekat. Dengan maksud pelaku akan mengambil uang di sana.

Adik korban dibonceng oleh seseorang menggunakan sepeda motor menuju mesin ATM yang disebutkan. Sesampainya di mesin ATM, tidak ada seorang pun di sana dan dia menyadari bahwa dirinya telah ditipu.

“Ternyata pas tiba di ATM, di sana tidak ada siapa-siapa dan saat ditanya sama adik saya, ternyata orang yang nganter itu cuma tukang ojek dari Bundaran Alamsari dan dia pun tidak mengenal si bapak itu. Tukang ojek bilangnya si bapak itu dari daerah Ujungjaya,” papar Een Rohenah.

Saat adik korban kembali ke lokasi pertemuan awal, ternyat pelaku sudah tidak ada di tempat. Akibat aksi penipuan tersebut, korban mengalami kerugian sebesar Rp14.100.000.

“Semua daging ayam itu harganya Rp14.600.000 dan yang sudah dibayar 500 ribu jadi kurangnya Rp14.100.000,” katanya.

Aksi penipuan tersebut terjadi saat harga ayam sedang tinggi, yaitu Rp45.000 per ekor, mengingat jelang Idul Adha. Een sendiri memberikan harga Rp40.000 per ekornya lantaran dirinya berpikir demi gerakan sosial.

“Saya mengurangi harga karena saat itu pikir saya buat bansos. Makanya saya kurangi,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan