Strategi Bisnis Garudafood Hadapi Tantangan Global

JABAR EKSPRES – PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman yang terbesar di Indonesia.

Berdiri pada 1990, kegiatan bisnis Garudafood telah dirintis sejak 1979 oleh pendiri perusahaan melalui PT Tudung Putra Jaya (TPJ), sebuah perusahaan di Pati, Jawa Tengah, yang memasarkan produk kacang yang kemudian dikenal sebagai Kacang Garuda (Garuda Peanut).

Saat ini, Garudafood memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan dan minuman dengan enam merek terkemuka, yakni Garuda, Gery, Chocolatos, Clevo, Prochiz dan TopChiz. Sejumlah produknya mencakup biskuit, kacang, pilus, pellet snack, confectionery, minuman susu, bubuk cokelat, keju, mayonnaise dan salad dressing. Garudafood mengekspor produk-produknya ke lebih dari 30 negara, berfokus di negara-negara ASEAN, Tiongkok, dan India.

Dahulu pemahaman terhadap konsep VUCA dapat membantu perusahaan untuk terus maju, berkembang atau setidaknya bertahan. VUCA digambarkan sebagai suatu keadaan dimana begitu labil naik turun atau Volatile, tidak ada kepastian atau Uncertain, sangat rumit atau Complex, dan membingungkan atau Ambigue. Namun konsep ini kemudian tergantikan dengan kondisi ‘BANI’ singkatan dari Brittle alias mudah pecah, Anxiety adalah keadaan yang mengkhawatirkan, N adalah Non-linear atau tidak lurus, dan I adalah Incomprehensible atau sulit dipahami.

BANI kemudian menjadi lebih relevan dengan kondisi saat ini ketika kondisi pandemi yang merubah pola kehidupan terjadi, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, hingga kondisi perang yang menimbulkan efek domino di dunia bisnis.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, maka Garudafood menerapkan holistic strategic model, melakukan open platform strategy untuk menghasilkan produk-produk inovatif melalui yang berkualitas melalui kemitraan hingga melakukan transformasi digital teknologi dan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung kegiatan operasional.

“Perusahaan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang telah mengubah pola kehiduan, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital terutama artificial intelligence, adanya situasi konflik peperangan, fluktuasi perekonomian dunia hingga karakteristik Gen Z yang memiliki tantangan tersendiri,’ ucap Hardianto Atmadja Presiden Direktur Garudafood.

Salah satu strategi Garudafood adalah open collaboration untuk menghasilkan produk-produk inovatif yang berkualitas secara lebih cepat untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan diantaranya dengan Hormel (Skippy peanut butter), Suntory (khusus produk minuman non-alkohol), Falcon (Produk Dilan), General Mills (produk Garuda O’Corn) serta Barry Callebaut salah satu produsen cokelat dan kakao terbesar di Asia Pasifik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan