JABAR EKSPRES – Imam Supriyanto merupakan salah satu pendiri Al Zaytun yang kini menjadi pendiri Yayasan Pesantren Indonesia.
Berdasarkan penuturan Imam bahwa pembentukan Al Zaytun awalnya berdiri Juli 1994, ia ingin memiliki kader yang mumpuni melalui pendidikan formal.
Nanti hasilnya dapat bergaul dengan lingkunan formal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pengajaran ponpes Al Zaytun dahulunya pernah berafiliasi ke kurikulum Gontor sehingga belum ada penyimpangan.
“Kita awalnya itu berafiliasi kepada kurikulum Gontor, karena yang melihat alumni-alumni Gontor mumpuni, contohnya: Pak Nurcholis Majid, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Din syamsudin, dan Emha Ainun Najib.” ujar Imam dalam salah satu dialog di TvOne (21/6/2023).
Imam mempunyai hipotesis bahwa pengajaran pesantrennya mesti mengikuti Gontor, sebab Gontor telah berhasil mencetak kader-kader yang bagus. Oleh karena itu pada saat Al Zaytun dipimpin oleh Imam Supriyanto kurikulumnya mengacu pada Gontor.
Awal mula perkenalan Imam dengan Panji Gumilang karena dahulunya mereka rekan usaha dagang beras, dari situ mulai interaksi dan berdiskusi.
Imam pikir Panji Gumilang merupakan sosok yang dapat membawa perubahan pesantren ke arah yang lebih baik di tahun 2005.
Oleh karena itu Imam pun menambah badan pendiri, karena saat itu pendiri Al Zaytun cuma Imam, karena Sarwani salah satu pendirinya lagi sedang sakit dan kemudian meninggal dunia.
Baca Juga: Adik Panji Gumilang Ternyata Agen Interpol di BIN!
“Saya dengan pak Panji konsultasi kepada apa bu Ii Rokayah sebagai notaris. Kami mau menambah personil pendiri, bagaimana dan sekaligus kita akan menyesuaikan undang-undang yang baru tahun 2005. Terus disampaikanlah oleh bu Ii, kalau memang mau nambah lagi ini berarti badan pendiri yang ada mengangkat dan menetapkan 4 orang sebagai badan pendiri yaitu AS Panji Gumilang, Agung Sedayu, Abu Tsabit, dan Abdul Halim.”
Semenjak itu Panji Gumilang diangkat sebagai pendiri. Karena undang-undang yang baru fungsi dan wewenang badan pendiri itu harus beralih kepada badan Pembina, akhirnya dibuatlah susunan badan pembina. Panji Gumilang sebagai ketua, sekretarisnya Abdul Halim, Imam sebagai anggota dan beberapa anggota yang lain sehingga jumlahnya 13 orang.