Adik Panji Gumilang Ternyata Agen Interpol di BIN!

JABAR EKSPRES – Ragam kontroversi telah dibuat Panji Gumilang di Pondok Pesantren Al Zaytun, Kabupaten Indramayu.

Panji Gumilang pemimpin Al Zaytun seolah memiliki dukungan yang sangat kuat sehingga desakan dari berbagai ormas dan tokoh pun tak berdampak besar terhadapnya.

Pendiri awal Al Zaytun Imam Suprianto mengungkapkan bahwa Panji Gumilang memiliki kedekatan dengan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko.

“Saya dapat informasi Pak Moeldoko ini yang membuka akses kapan pak Panji perlu bantuan ke Polres, ke Polda, ke Mabes Polri itu tinggal telepon saja.” ucap Imam dalam acara diskusi di TvOne (20/6/2023).

Sebelumnya Panji Gumilang menegaskan hanya butuh waktu 5 menit untuk mencari identitas orang, ia mengklaim punya intelijen andalan.

“Saya sudah sering bilang bahwa yang namanya MYR Agung Sidayu yang notabene adalah adik kandung Panji Gumilang itu agen Interpol (Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional) di Badan Intelijen Negara (BIN) itu yang dapat mandat dari pak Moeldoko untuk mengakses ke Polres, ke Polda, ke Mabes Polri. Jadi begitulah permainan, dengan kekuatan seperti itu dia berani sekarang mau ngomong apapun dia yakin tidak ditangkap.” kata Imam.

Baca Juga: Pendiri Awal Al Zaytun Bongkar Kudeta yang Dilakukan Panji Gumilang Cs!

Berdasarkan keterangan pendiri awal Al Zaytun tersebut terungkap bahwa adik Panji Gumilang yang merupakan agen Interpol dan Moeldoko diduga memiliki peranan sentral. Ia pun mengungkapkan dalam waktu dekat Panji Gumilang akan ke Tel Aviv, Israel.

“Saya terakhir melihat bahwa dia (Panji Gumilang) sudah komunikasi dengan Tel Aviv, dalam waktu dekat pak Panji itu akan ke Tel Aviv. Kenapa Masalah ini terjadi karena Al Zaytun sekarang kesulitan untuk membayar ke bank-bank. Yang dahulu namanya harus membayar 1,1 miliar bayar ini itu belum selesai dan sekarang ada yang kredit 60 miliar.” tutur Imam.

Al Zaytun kini sedang digoncang dengan kesulitan keuangan, sebab memiliki banyak utang yang belum dibayar, oleh karena itu kunjungan ke Tel Aviv tentu mengharapkan kucuran dana.

Sementara itu menurut Al Chaidar yang notabene peneliti dan dosen menilai bahwa penanganan Al Zaytun terlambat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan