Dampak Roleplay di Media Sosial, Antara Kreativitas dan Identitas Anak

JABAR EKSPRES – Istilah roleplay dan dampaknya sedang menjadi topik yang banyak di bicarakan setelah menjadi viral di TikTok.

Istilah ini mengacu pada seseorang yang memainkan peran orang lain dalam situasi tertentu.

Baca juga : Apa itu Endemi? Begini Penjelasan, Faktor Penentu dan Indikator Transisinya

Namun, praktik roleplay ini juga memiliki dampak negatif, terutama pada anak-anak.

Menurut psikolog klinis Kantiana Taslim, dalam permainan roleplay, pengguna dapat menggunakan identitas yang mereka buat bukan identitas asli mereka.

Sebuah jurnal penelitian mengungkapkan bahwa hal ini memungkinkan pengguna untuk menampilkan versi diri yang mereka pilih.

Mereka dapat berperan sesuai dengan tren atau tuntutan lingkungan sosial mereka dengan harapan dapat di terima dan berpartisipasi dalam komunitas tersebut.

Namun, ini dapat membuat anak-anak dan individu menjadi rentan dan menghambat eksplorasi identitas mereka.

Eksplorasi dan pembentukan identitas diri merupakan tugas penting dalam perkembangan remaja.

Mereka mungkin cenderung hanya menampilkan diri sesuai dengan apa yang mereka anggap dapat di terima oleh lingkungan.

Sehingga tidak menjadi diri mereka yang sebenarnya.

Psikolog tersebut menyatakan bahwa hal ini dapat menyebabkan konflik internal.

Baca juga : 7 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Diare agar Tidak Memperburuk Gejala

Anak-anak dan individu mungkin merasa tidak bisa menjadi diri mereka sendiri dan merasa terbebani oleh harapan lingkungan.

Namun, ini tidak berarti bahwa hal ini tidak dapat di cegah.

Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan arahan yang tepat dan membuka komunikasi dengan anak-anak mengenai penggunaan media sosial secara bijaksana.

Pengawasan yang tepat di perlukan dalam penggunaan media sosial, termasuk memperhatikan kesesuaian konten dengan usia pengguna, batasan waktu penggunaan, serta faktor keamanan dan privasi.

Permainan roleplay sebenarnya dapat menjadi kesempatan bagi anak-anak dan individu untuk mengasah kreativitas, membangun jaringan sosial dengan orang lain yang memiliki minat serupa.

Dan mengekspresikan serta mengasah bakat mereka.

Kantiana menekankan pentingnya pengawasan dan pembatasan konten roleplay yang sesuai dengan usia anak.

Dengan pengawasan yang tepat, dampak negatif dapat di minimalisir.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan