BANDUNG – Untuk antisipasi kekeringan akibat dampak El Nino akibat perubahan iklim Kementan lakukan antisipasi agar produktivitas pangan tetap stabil.
Dilansir dari hortikultura.pertanian.go.id, Kementerian pertanian telah mengambil sejumlah langkah strategis dalam menghadapi El Nino 2023.
Berdasarkan data BMKG, El Nino diprediksi akan terjadi pada Juli-Agustus 2023. Dampaknya akan terjadi penurunan curah hujan secara drastis yang berimbas pada kekurangan air.
BACA JUGA: Kontroversi Teori Darwin dan Nabi Adam Manusia Super Cerdas
Kementan sendiri mengklaim telah siap siaga di lapangan untuk melakukan langkah preventif dalam menghadapi el nino.
Kementan juga meminta kepada pemerintahan daerah untuk persiapan dan membantu para petani dalam menghadapi dampak el nino itu.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, untuk menghadapi kekeringan dampak el nino pihaknya sudah membentuk tim Early Warning System (EWS) dan Pengelolaan Tanam Hortikultura (SIPANTARA).
BACA JUGA: Patung Pemimpin G7 dari Limbah Elektronik Dibuat Sebagai Kritik untuk Masalah Lingkungan Global
Prihasto yang juga ahli lingkungan dan agroklimat itu menjelaskan bahwa tim EWS SIPANTARA telah membuat prediksi dan peringatan dini untuk 3 bulan sampai 5 bulan ke depan.
‘’Tapi yang terpenting adalah langkah konkret dan kebijakan serta rekomendasi apa yang bisa dilakukan untuk antisipasi El Nino ke depan,’’ kata Prihasto.
Menurutnya, produksi dan ketersediaan hortikultura harus tetap tersedia dan aman dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
BACA JUGA: Gelombang Panas Landa Amerika, Suhunya Mencapai 130 Derajat Fahrenheit
Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan BPTPH seluruh Indonesia.
Tujuannya untuk mempercepat kegiatan yang terkait dengan penanganan dampak perubahan iklim terutama antisipasi El Nino.
Selain itu, kegiatan mitigasi akan dilaksanakan dalam waktu dekat dengan mengerahkan petugas POPT untuk langsung turun lapangan.
BACA JUGA: Seperti Pertanda Datangnya Bencana, Hiu Bentang Muncul di Pantai Citepus Sukabumi
Mereka akan melakukan fasilitasi DPI seluas 375 Ha, Fasilitasi klinik sebanyak 150 unit.
Selain itu, untuk gerakan pengendalian hortikultura juga akan dilakukan seluas 6.800 ha di kampung hortikultura.
‘’Dan tidak ketinggalan akan ada penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) sebanyak 120 kelompok,’’ kata dia.