JABAR EKSPRES- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada hari Kamis (15/6), mengajukan permintaan kepada Swiss untuk mengizinkan reekspor persenjataan ke Ukraina sebagai langkah penting dalam menghadapi serangan Rusia.
Swiss, yang menjaga netralitasnya, telah lama menerapkan larangan terhadap negara yang membeli persenjataan dari Swiss untuk kemudian mengekspor persenjataan tersebut ke pihak yang terlibat konflik.
Pada bulan September yang lalu, Swiss melarang pengiriman amunisi yang diekspor ke Rusia dan Ukraina.
“Dalam pembahasan di Swiss mengenai ekspor perlengkapan perang untuk melindungi dan mempertahankan Ukraina, saya menyadari betapa pentingnya pembahasan ini,” kata Zelenskyy dalam pidato yang disampaikan melalui video kepada parlemen Swiss.
“Kami membutuhkan persenjataan agar kami dapat mengembalikan perdamaian di Ukraina,” tambahnya.
Isu ini telah memicu perdebatan yang luas di Swiss, di mana negara tersebut perlu mencari keseimbangan antara tradisi netralitas kebijakan luar negerinya dan mempertimbangkan keprihatinan dari negara-negara tetangga di Eropa serta kepentingan industri persenjataan domestik.
Zelenskyy, yang mengenakan kaos polos hitam dengan kata “Ukraine” dicetak di dadanya, mengucapkan terima kasih kepada Swiss karena telah memberlakukan sanksi Uni Eropa terhadap invasi Rusia.
Namun, ia menekankan perlunya tindakan yang lebih lanjut. “Sangat penting untuk menunjukkan solidaritas karena sanksi ini akan membantu kami menghentikan agresi. Kita perlu memperkuat sanksi,” ujarnya.
Meskipun Swiss telah menerapkan sanksi dari Uni Eropa dan membekukan aset Rusia senilai 7,5 miliar franc Swiss (sekitar Rp125,64 triliun), negara ini menolak permintaan dari Jerman, Denmark, dan Spanyol untuk mengizinkan reekspor amunisi, persenjataan, dan kendaraan militer Swiss ke Ukraina.
Jerman juga telah meminta otoritas Swiss untuk menjual tank-tank Leopard 2 kepada produsen persenjataan Rheinmetall. Dengan izin tersebut, Rheinmetall akan dapat memasok persenjataan kepada anggota Uni Eropa dan NATO yang telah mengirimkan tank ke Ukraina.
Dalam pidatonya, Zelenskyy mengundang Swiss untuk mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi global terkait perdamaian di Ukraina. Ia telah membicarakan inisiatif tersebut dengan Presiden Swiss, Alain Berset, pada bulan Maret.
Seorang juru bicara untuk Departemen Dalam Negeri Federal menyatakan bahwa Presiden Swiss telah beberapa kali bertukar pandangan dengan Zelenskyy dalam beberapa tahun ini, tetapi menolak berkomentar mengenai kemungkinan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi.