JABAR EKSPRES – Korea Utara telah memicu kekhawatiran serius di tingkat internasional setelah meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek menuju perairan timur negara itu. Peluncuran ini menjadi tindakan provokatif pertama mereka sejak kegagalan peluncuran satelit mata-mata pada akhir Mei lalu.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dengan tegas mengecam aksi kekerasan ini. Dia mengungkapkan bahwa kedua rudal itu mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang, menggambarkannya sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan memberikan pernyataan yang sama-sama kuat. Menurutnya, rudal-rudal tersebut diluncurkan dari wilayah ibu kota Korea Utara dan menempuh jarak sekitar 780 kilometer sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Ia menyebut tindakan ini sebagai provokasi besar, dan Korea Selatan bersama dengan Amerika Serikat (AS) akan tetap waspada dan siap menghadapi situasi ini.
Dalam respons cepat terhadap insiden ini, otoritas Korea Selatan, Jepang, dan AS telah mengadakan panggilan tiga arah dan sepakat untuk terus berupaya agar Korea Utara menghentikan aktivitas persenjataannya dan kembali ke meja perundingan.
Baca Juga: Roket Mata-mata Korea Utara Jatuh di Lepas Pantai: Misi Rahasia Kim Jong Un Berakhir Gagal!
Kejadian ini berlangsung hanya beberapa jam setelah pasukan AS dan Korea Selatan menyelesaikan putaran kelima serta terakhir dari latihan tembakan berskala besar di dekat perbatasan Korea. Latihan ini telah berlangsung sejak bulan lalu. Hanya sekitar 30 menit sebelum peluncuran, militer Korea Utara telah bersumpah untuk memberikan respons yang tak terduga terhadap latihan tersebut, yang mereka sebut sebagai provokasi dan tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Seorang juru bicara tak dikenal dari Kementerian Pertahanan Korea Utara mengeluarkan pernyataan bahwa respons mereka terhadap latihan AS-Korea Selatan tidak dapat dihindari. Ia menyatakan, “Angkatan bersenjata kami akan melawan dengan penuh tekad segala bentuk demonstrasi dan provokasi dari musuh.”
Sejak awal tahun 2022, Korea Utara telah melakukan sekitar 100 uji coba rudal. Para ahli percaya bahwa mereka mungkin menggunakan latihan militer AS-Korea Selatan sebagai dalih untuk menguji dan mengembangkan rudal-rudal baru.