JABAR EKSPRES – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menegaskan bahwa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) masih diperbolehkan mengajarkan calistung kepada anak didiknya, meskipun dengan beberapa catatan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat terkait kebijakan tersebut. Apa itu calistung? jadi calistung merupakan kemampuan dasar berupa akronim dari baca, tulis, dan juga menghitung.
Melansir dari berbagai sumber, Nadiem Makarim menekankan bahwa yang perlu dikedepankan dalam konteks PAUD adalah adanya transformasi. Menurutnya, transformasi PAUD merupakan prasyarat penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Namun, transformasi PAUD yang dimaksud tidak bermaksud menghapuskan pembelajaran calistung secara keseluruhan.
Nadiem menjelaskan bahwa keliru jika menganggap calistung harus dihapuskan di tingkat PAUD. Ia menyatakan bahwa kita harus menghentikan kesalahan dalam memaknai calistung. Calistung bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan belajar di PAUD. Selain itu, calistung juga tidak boleh menjadi syarat penerimaan peserta didik di Sekolah Dasar (SD). Menurut Nadiem, hal ini tidaklah wajar dan berlebihan.
Namun, Nadiem merasa banyak yang salah mengartikan imbauan tersebut. Banyak yang mengira bahwa calistung dilarang di PAUD, padahal itu adalah kesalahan pemahaman. Nadiem menegaskan bahwa calistung tetap dapat diajarkan di PAUD, namun harus disertai dengan konteks kemampuan literasi, numerasi, dan juga harus menyenangkan bagi anak-anak.
Dengan demikian, pendekatan calistung di PAUD haruslah lebih luas dan komprehensif. Anak-anak pada usia ini perlu diberikan pengenalan awal dalam membaca, menulis, dan menghitung, namun dengan pendekatan yang lebih kreatif dan mengedepankan kegembiraan dalam belajar.
Baca Juga: Pasti Ngga Nyangka! 4 Fakta Tentang Universitas Indonesia
Tujuan dari calistung di PAUD adalah untuk membangun dasar kemampuan anak dalam menguasai keterampilan tersebut dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi mereka.
Melalui pendekatan transformasi PAUD yang mengedepankan pembelajaran yang menyenangkan dan kontekstual, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan kemampuan calistung dengan lebih baik. Hal ini akan berdampak positif pada proses pembelajaran selanjutnya di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.