Korban Arisan Bodong di Kabupaten Bandung Capai Ratusan Orang, Kerugian Miliaran!

“Jadi kalau di total semuanya ada Rp 3 miliar. Jadi kaya udah masuk penggelapan uang dengan modus arisan bodong jual beli arisan,” cetus Suwutri.

Beberapa korban arisan sempat mengunjungi rumah pelaku untuk meminta pertanggung jawaban kepada korban.

Namun ketika ditanyakan, Dian Apriliani mengaku juga jadi korban dan ikut keorang lain.

“Bilangnya akal-akalannya katanya join sama orang lain. Ternyata memang dia sendiri yang mengelola dan sama suaminya,’’ ujar dia.

Sawutri juga mengatakan, pelaku sempat berjanji akan mengembalikan uang yang sudah di stor namun sampai sekarang malah kabur dan menjadi buronan.

‘’Dulu mah dia kan ngontrak di Panyawungan cuman sekarang mah udah nggak disana,”  cetus dia.

Korban lainnya Vegiana, 27 tahun Panyawungan, Cileunyi menjelaskan, korban yang dikelola oleh pelaku bukan saja dari warga Kabupaten Bandung, namun dari luar daerah korbannya sangat banyak.

”Korbanya ada dari Cileunyi, Subang, Lembang, Ujung Berung katanya ada yang orang Banjar Pangandaran,” ujarnya.

”Untuk jumlah kerugian para korban sendiri bervariasi. Tergantung dari penyetoran uang yang diikuti. juga kemarin dia menelpon ke saya katanya uangnya ga besar tapi buat lahiran ada yang Rp 4 juta ada yang Rp 8 juta macem-macem,” ujar Vegiana.

Kasus ini sempat ramai pada November 2022 lalu. Vegiana mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 39 juta.

Namun, setelah ditelusuri ternyata banyak korban lainnya sampai mencapai Rp 2 miliar.

Atas kejadian para korban sempat membuat laporan ke Polda Jawa Barat.

Akan tetapi ketika pelaporan, masih ada persyaratan yang harus dilengkapi sebagai bukti.

“Jadi ini sudah laporan tapi kata polisi harus ada rekening koran semua korban dan laporan harus dilakukan satu orang sebagai kuasa atas seluruh korban,’’ kata dia.

Sementara itu ketika dikonfirmasi masalah ini Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengaku belum menerima adanya pelaporan yang dilakukan oleh para korban arisan bodong tersebut.

“Belum ada, datanya belum diterima, jadi belum ada di Humas,” ujar Tompo saat dikonfirmasi. (agi/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan