Dicky Chandra Berharap Satu dari Tiga Tokoh Sunda Ini jadi Cawapres di Pilpres 2024

JABAR EKSPRES – Meski pernah berkecimpung di dunia politik dan pernah menjadi Wakil Bupati Garut, namun tokoh Sunda Dicky Chandra tidak akan menggiring atau mengarahkan masyarakat untuk memilih salah satu partai atau calon presiden (Capres) untuk Pemilu 2024 mendatang.

Hal itu diungkapkan Dicky Chandra saat menghadiri acara Ngamumule Kaulinan Sunda di Gedung Mayang Sunda Kota Bandung, belum lama ini.

Dicky Chadra mengaku, sejak awal terjun kedunia politik hingga detik ini, dirinya tidak pernah jadi anggota partai manapun.

Bahkan, saat menjabat Wakil Bupati Garut pun, aktor, penulis dan sutradara itu berjuang dari jalur perseorangan bukan partai.

Namun, saat disinggung terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, dirinya berharap jika salah seorang Capres yang saat ini telah diusung partai mau menggandeng tokoh Sunda untuk wakilnya.

Teu acan tiasa milih da masih ngarepkeun para Capres kersa milih Cawapres urang sunda. (Sekarang belum bisa menentukan pilihan karena masih berharap calon presiden yang ada memilih wakilnya dari Sunda),” ungkapnya.

Menurutnya, ada tiga tokoh Sunda yang layak untuk dijadikan calon wakil presiden (Cawapres). Tokoh-tokoh tersebut adalah Ahmad Heryawan, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

”Kang Aher (Ahmad Heryawan) mantan Gubernur Jabar ini dekat dengan petani dan kaya akan ilmu pemerintahan juga agama dan lahir di Sukabumi,” terangnya.

”Kang Emil (Ridwan Kamil), dia ahli design yang dekat dengan generasi muda. Kang Emil juga lahir di Bandung dan masih menjabat  Gubernur Jabar,” lanjutnya.

”Atau Kang Demul (Dedi Mulyadi) budayawan yang lahir di Subang dan pernah menjabat jadi Bupati serta anggota DPR RI sekaligus youtuber yang dekat dengan masyarakat,” imbuhnya.

Diky Chandra menegaskan tentang pentingnya cinta terhadap seni dan budaya Sunda bagi orang Sunda. ”Orang sunda dipaksakeun tiap dinten nuang steak bakal sesah da budi atanapi akal tos ngabentuk pola hirup dimana biasana orang Sunda tuang sangu atanapi sampe. (Orang Sunda tidak bisa dipaksa untuk makan steak karena pola piker orang Sunda sudah terbentuk dan terbiasa makan nasi atau singkong,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan