Ini Dia Modus Kejahatan di Tanah Suci, Jemaah Haji Harus Waspada!

JABAREKSPRES – Meskipun sedang berada di tanah suci, modus kejahatan bisa saja terjadi. Hal ini dialami AS jemaah haji dari Indonesia.

Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Harun Ar Rasyid mengatakan, berbagai modus kejahatan sering terjadi menimpa warga negara indonesia (WNI) di tanah suci.

Menurutnya, berdasarkan laporan, ada jemaah haji dari Indonesia berinisial AS mengaku menjadi korban kejahatan orang tidak dikenal setelah selesai beribadah di Masjidil Haram, Kota Mekkah

‘’AS sendiri tadinya berencana hendak pulang ke hotel tempat rombongannya menginap,’’ ujar Harun dalam keterangannya, Sabtu, (10/6).

Dia mengungkapkan, modus kejahatan ini biasanya dilakukan dengan cara berpura-pura menawarkan bantuan kepada jemaah haji yang terlihat kebingungan.

Mereka seperti menawarkan jasa untuk mengantar ke tempat penginapan jemaah. Kejadian yang menimpa AS sendiri terjadi pada 6 Juni 2023.

Awalnya AS mengikuti rombongan ketika keluar dari Masjidil Haram, namun di tengah perjalanan dia malah terpisah dari rombongan.

Ketika kebingungan mencari rombongan, seseorang kemudia menawarkan kepada AS tumpangan untuk diantar ke hotel.

Akan tetapi di tengah perjalanan, AS mengaku dipaksa oleh orang tersebut untuk menyerahkan barang bawaan berupa tas pinggang.

‘’Di dalam tas tersebut berisi handphone, uang Rp 6,6 juta, STNK, KTP, dan 1,250 riyal,’’ kata Harun.

‘’Beruntung AS sendiri tidak mendapat penganiyaaan secara fisik,’’ tambahnya lagi.

Menurut Harun, sejauh ini modus-modus kejahatan yang sering menimpa jemaah haji Indonesia sudah diidentifikasi.

Pihaknya juga telah memberikan sosilisasi kepada para jemaah haji agar selalu berhati-hati dan waspada terhadap segala modus kejahatan.

Para pelaku ini biasanya akan mengincar yang lepas dari rombongan. Seperti Lansia, atau jemaah yang merasa kebingungan pulang.

‘’Mereka ini mendekat untuk pura-pura menolong dengan mengantar pulang, dan disitu kemudia melakukan kejahatan,’’ ujar dia.

Panitia sebetulnya sudah menyediakan penjemputan berupa bus shalawat untuk mengantar jemaah ke hotel.

Untuk itu, jemaah harus mengihindari menggunakan kendaraans sewaan yang ditawarkan oleh orang tidak dikenal.

Harun menekankan, untuk ketua rombongan harus lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap anggota rombongannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan