JABAR EKSPRES – Teras Cihampelas Kota Bandung merupakan megaproyek terkait penataan kota yang sebelumnya digagas oleh Wali Kota terdahulu, yaitu Ridwan Kamil, dengan mengusung tema skywalk.
Pada pembangunan awal Teras Cihampelas, nilai lelang proyek tersebut mencapai Rp48 miliar yang kemudian rampung dan diresmikan pada tahun 2017 silam.
Sempat menjadi kebanggan, karena dinilai mampu menaikan pendapatan para pedagang. Teras Cihampelas pamornya seakan hilang, yang kemudian para pedagang memilih meninggalkan kawasan tersebut, sehingga megaproyek tersebut terbengkalai.
Dalih terimbas oleh kondisi pandemi. Kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang menjalankan pembangunan Teras Cihampelas Tahap 2, dengan nilai proyek sebesar 23 miliar.
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna menuturkan, reaktivasi ini merupakan upaya pemkot, agar aktivitas ekonomi bisa kembali hidup dan berjalan di tempat yang sebelumnya menjadi kebanggan masyarakat Kota Bandung.
“Kita harus optimis. Ini bagian dari reaktivasi. Jika maksimal akan kembali mengundang pengunjung dan aktivitas ekonomi akan kembali hadir,” ujar Ema, Jumat (9/6).
Selain itu, nantinya ragam inovasi akan hadir dikawasan seluas 500 meter tersebut. Ema mengungkapkan, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) akan menghadirkan konsep kekinian dengan pembagian menjadi 4 zona.
Hal ini diharapkan mampu menarik para wisatawan, berkunjung ke Teras Cihampelas.
Zona A itu ada area catwalk disiapkan bagi kreator kreator di bidang fesyen yang ada di Kota bandung. Saya ingin karena ini ruang terbuka, jadi harus tahan cuaca hujan maupun terik matahari,” ungkapnya
“Sementara Zona B, nanti disiapkan bagi pecinta RC (Remote Control). Ini akan menjadi tontonan bagi pengunjung sehingga berimplikasi pada PKL yang ada di sini,” tambahnya.
Tak ketinggalan nantinya akan hadir diorama sejarah dan Coworking Space di zona C. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi pengunjung yang hadir di kawasan tersebut.
“Transfer knowledge dan skill, tempatnya akan disediakan. Kita akan menghadirkan diorama sejarah Kota Bandung,” tuturnya.
Terakhir zona D diperuntukan bagi komunitas drone race, hal tersebut diperuntukan sebagai daya tarik tempat tersebut.
Untuk itu, Ema mengingatkan kontraktor agar masing masing zona tersebut harus didukung dengan ketersediaan fasilitas umum demi kenyamanan pengunjung.