Ketika jokes terucap, para penonton tertawa terkekeh-kekeh namun terasa pahit. Itu adalah pemandangan yang tak biasa. Bagaimana tidak, humor Jimmy Carr itu memang menyenangkan, namun sangat ofensif, gelap, jahat, dan sangat menyambar.
Komedinya tampak sangat gelap karena menjadikan isu-isu sensitif terkini, seperti LGBT hingga agama, menjadi bahan guyon. Tidak hanya itu, ia juga menjadikan fenomena-fenomena seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan kelaparan sebagai materi untuk membuat para penonton tertawa.
Karena gelapnya komedi yang ia punya, kecaman-kecaman kerap berdatangan. Tidak jarang bahwa ia sering mendapatkan kecaman dari kalangan-kalangan minoritas yang tersinggung oleh komedinya.
- Don Rickles
Don Rickles adalah komedian senior asal Amerika. Ia juga diketahui sebagai komedian “galak”. Di atas panggung ia kerap melempar guyonan yang penuh rasa sindiran.
Barangkali Don Rickles adalah satu-satunya komedian yang bisa menyindir sosok presiden Amerika (saat itu Ronald Reagan) secara bebas dan tanpa keraguan.
Materi-materi humor yang ia lontarkan sangat cerdas. Penonton tertawa terkekeh-kekeh. Bahkan sang presiden yang menjadi bahan candaan pun turut tertawa terpingkal-pingkal ketika mendengarnya.
Bagaimana tidak, orang nomer satu Amerika menjadi sosok yang aneh dan menggemaskan di tangan Don Rickles.
Seakan-akan tak ada orang hebat di matanya. Humornya yang jenius itu bahkan membuat Neil Armstrong menjadi olok-olok yang menyenangkan. Padahal, seperti yang kita tahu, fenomena Neil Armstrong sangatlah besar.
Alih-alih dianggap sebagai galak, namun Don Rickles justru sangat dielukan oleh orang-orang. Orang-orang yang ia singgung bahkan menyukainya. Humornya tak membekas menjadi luka.
Don Rickles menjadikan humor sebagai alat untuk merekatkan hubungan.
- Rowan Atkinson
Rowan Atkinson dikenal karena debutnya dalam memerankan peran Mr. Bean. Tokoh ini adalah rajanya humor satire terselubung.
Sepintas memang tidak ada yang “galak” dalam perannya sebagai Mr. Bean. Namun jika kita ikuti lebih dalam, penokohan Mr. Bean mempunyai pesan yang tajam.
Pesan-pesan kritis dari Mr. Bean memang terserap karena tingkahnya yang konyol, menggemaskan, dan menggelitik. Jika kita ingin melihat “kegalakan” komedian ini, maka kita harus melebarkan tontonan pada acara-acara monolognya, bukan hanya sekadar di serial Mr. Bean yang ada televisi itu.