Nasihat Diri Memaknai Halalbihalal di Usia Senja

Halalbilhalal saat ini dan kedepannya semoga membawa harapan indah untuk perbaikan kualitas diri dihadapan Allah SWT, sarana introspeksi sekaligus evaluasi sikap  dengan   menempatkan ihtiar untuk menata dan memperbaiki “NIAT”  dalam setiap kegiatan yang seharusnya karena Allah SWT bukan karena hal lainnya. Saatnya kita menyadari bahwa  niat merupakan faktor pengendali  perubahan  perilaku kita.

Islam menegaskannya sebagai “Innamal a’malu binniyat, wa innama likullimri’in maa nawaaa. (Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sangat mungkin di lintasan masa lalu saat bertugas, niat yang terucap lebih banyak bukan karena Allah SWT, padahal diterima atau tidaknya suatu amalan tergantung pada niatnya. Kita bisa mendapat pahala karena niat dan kita juga bisa mendapat dosa karena niatnya. Ungkapan ini bisa menjadi cermin diri atas perilaku kita di masa lalu.

Introspeksi selanjutnya menyangkut eksistensi ditengah ummat yang mungkin pada saat  berdinas tampil sebagai pribadi yang tidak membawa kebaikan bagi lingkungan sekitar karena godaan sikap ambisius dan hedonis serta  orientasi materialistik tadi. Sekarang saatnya kita berubah untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang dan lingkungan sekitar kita sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW  “Khoirunnas anfauhum linnas” yang bermakna sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat memberikan manfaat kepada manusia lainnya.

Allah SWT memposisikan perbuatan baik ini sedemikian mulianya dan harus menjadi cermin perilaku kita selama ini sebagaimana firman Allah SWT  dalam  Al-Qur’an surat Al Isra ayat 7 :

“Jika kamu berbuat baik, sesungguhnya kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…”.

Akan sangat berkesan bila peristiwa Halalbihalal saat ini kita jadikan moment reaktualisasi fastabahulkhoerot selanjutnya mengingat nilai keuntungannya yang  akan kita dapatkan sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya, maka Allah (akan senantiasa) membantu keperluannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan