Akan Ada Fenomena Strawberry Moon Juni 2023! Ini Faktanya

JABAREKSPRES – Beberapa waktu yang lalu, ada istilah asing yang muncul di tengah-tengah kita yakni fenomena Strawberry Moon.

Istilah ini berasal dari fenomena alam bulan, yaitu Strawberry Moon, yang sempat menjadi tren pada tahun 2022. Jadi, apa sebenarnya Strawberry Moon?

Berikut ini adalah penjelasan dan fakta-fakta menarik mengenai Strawberry Moon dalam artikel ini. Full Moon terakhir musim semi hampir tiba, dan dinamai dengan nama Strawberry Moon.

Full Moon Juni 2023 akan muncul akhir pekan ini, menandai hari-hari terakhir musim semi dan memberi petunjuk awal musim panas: waktu buah yang matang, tanaman yang tumbuh, dan kegiatan mengamati langit di cuaca hangat.

Anda dapat melihat Bulan Purnama Juni 2023 di langit pada hari Sabtu, 3 Juni. Bulan akan paling terang menjelang tengah malam di Amerika Serikat bagian timur.

Meskipun namanya terdengar seperti makanan atau buah, Strawberry Moon memiliki makna yang berbeda.

Berikut adalah lima fakta unik mengenai fenomena full moon yang terjadi pada bulan Juni. Pastikan untuk membaca dengan seksama!

BACA JUGA: Dampak Baik Fenomena El Nino, Berkah Bagi Sektor Perikanan

Fakta Unik Fenomena Strawberry Moon

  1. Apa itu Strawberry Moon yang Pernah Populer pada Tahun 2022?

Strawberry Moon adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bulan purnama yang muncul pada bulan Juni.

Bulan purnama ini memiliki warna merah muda dan menerangi langit pada bulan Juni. Fenomena bulan purnama ini terjadi pada malam Rabu, tanggal 15 Juni 2022.

  1. Mengapa Bulan Purnama di Bulan Juni Dinamai Strawberry Moon?

Bulan purnama yang muncul pada bulan Juni sering kali dikaitkan dengan musim panen buah-buahan di musim panas.

Ketika Strawberry Moon muncul, ini menandakan awal musim panen. Pada bulan Juni, petani sering kali memanen buah-buahan, terutama stroberi.

Selain itu, Strawberry Moon juga menandai awal pengumpulan bahan makanan. Unik, bukan?

  1. Siapa yang Pertama Kali Menamai Strawberry Moon?

Orang-orang pada zaman kuno menggunakan siklus bulan untuk melacak waktu sepanjang tahun.

Setiap siklus bulan memiliki 13 bulan purnama yang diberi nama untuk menandai peristiwa musiman di alam semesta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan