Jadi Bacaleg, Santi Nur Sadiman Ingin Perjuangkan Sektor Ekonomi dan Pendidikan Masyarakat

JABAR EKSPRES – Bakal calon legislatif (Bacaleg) partai NasDem, Santi Nur Sadiman memiliki keinginan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat.

Meski jejak politiknya masih baru, mengaku siap berkontestasi pada pemilihan legislatif (pileg) di daerah pemilihan (dapil) V Kabupaten Bogor.

Caleg milenial dari partai Nasdem itu tertarik terjun ke dunia politik, karena ingin mengikuti jejak sang ayah yang selalu memberikan manfaat untuk masyarakat.

BACA JUGA: Masih Ada 36 Ribu Tenaga Honorer Belum Diangkat PPPK, Begini Kata Anggota DPRD Jabar

Kedewasaan dalam berpolitik ayahnya, membuat Santi Nur Sadiman lebih yakin untuk bisa berbuat banyak bangsa dan negara.

“Abah dulu ikut salah satu presiden, diri situ mungkin saya melihat track record abah yang di bidang politik,” kata Santi kepada media, Selasa, 23 Mei 2023.
Wanita berkelahiran 1995 itu bercerita tentang ayahnya yang rela mengorbankan waktu keluarga untuk bisa berbuat banyak kepada bangsa dan negara.

“Saking jarang bertemu, abah baru bisa menghadiri acara kelulusan saat saya diwisuda S1. Saya dari kecil di Leuwiliang, jarang bertemu abah karena mendampingi presiden. Bahkan saat kelulusan SD hingga SMA Abah tidak pernah hadir karena kesibukannya mengabdi,” paparnya.

Anak dari tokoh Bogor Barat Abah Sadiman ini berpikir bahwa tidak ada yang lebih mulia daripada pengorbanan waktu untuk bangsa dan negara.

Santi pun berjanji jika ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bogor periode 2024-2029, ia akan memperjuangkan hak-hak masyarakat baik dalam ekonomi maupun pendidikan.

“Infrastruktur tentu akan saya dorong, dunia pendidikan juga, saya ingin tingkatkan sektor pendidikan disana (dapil V). Ingin berangkat memperjuangkan dari desa untuk Indonesia,” janjinya.

Tak hanya itu, sektor pertanian pun akan ia dorong jika dipercaya menjadi anggota legislatif. Sebab, kata dia, sektor pertanian merupakan salah satu jantung perekonomian masyarakat dapil V.

“Ingin memajukan pertanian, saya lihat disana banyak petani. Harga komoditas yang para petani jual dihargai murah, sementara di pasar harganya cukup mahal. Ini ada kesenjangan harga. Sehingga harus ada solusi untuk pertanian kita,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan