BANDUNG – Universitas Langlangbuana (Unla) sukses menggelar acara Dies Natalis ke-41, Selasa 16 Mei 2023. Dies Natalis kali ini mengusung tema “Dengan Semangat Peningkatan Berkelanjutan, Unla Menuju Visi di Tahun 2030”.
Kegiatan Dies diisi orasi ilmiah oleh Guru Besar Unla Prof. Dr. Hj. Imas Rosidawati Wr., S.H.,M.H. Orasi Ilmiah dengan judul : “Paradigma Perkembangan Pendidikan Tinggi di Era Digital Peluang dan Tantangan”.
Dalam orasinya, Prof Imas mengatakan, adanya digital disruption yakni fenomena yang terjadi ketika teknologi baru menggeser cara-cara berinteraksi secara tradisional dalam berbagai aspek, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan yang menyebabkan perubahan signifikan dalam berkegiatan dan persaingan.
“Munculnya trend dunia yang meningkat karena pandemi antara lain, pola kerja jarak jauh sekitar 20 persen – 25 persen pekerja di negara maju dapat bekerja remote 3 – 4 hari per pekan dalam jangka panjang,” ujar Imas.
Lebih jauh Imas memaparkan, lau terjadinya digitalisasi di mana pertumbuhan e-commerce, seiring lonjakan platform digital, kemudian adanya otomasi yaitu peningkatan penggunaan robotika, otomasi proses robotik, dan AI, pekerjaan clerical (seperti office support, customer service & sales, production, dan lain-lain) yang membutuhkan interaksi fisik dan mudah tergantikan oleh teknologi akan semakin menurun permintaannya.
“Semua perubahan tatanan pekerjaan yang dipicu oleh Covid-19 akan memberikan dampak yang sangat besar, terutama untuk pekerja dengan bayaran terendah, berpendidikan rendah, dan paling rentan terkena dampak, kemudian trend lainnya dimulai pada tahun 2020 lebih dari 100 juta pekerja di 8 negara diprediksi butuh beralih pekerjaan di tahun 2030,” tuturnya.
Kegiatan Dies ini diawali oleh sambutan Rektor Unla Dr. H.R.A.R Harry Anwar, Drs.,S.H.,M.H. Rektor mengatakan, menyampaikan terima kasih dan rasa syukur kepada seluruh sivitas akademika Unla atas raihan Akreditasi Unla “Baik Sekali” pada tahun 2023 ini, dan sederet prestasi lainnya dimana Unla juga masuk dalam klaster Utama Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat yang didasarkan pada kinerja Perguruan Tinggi berbasis Sinta periode 2019 – 2021.
Selain itu, Harry menyampaikan, bahwa paradigma pendidikan tinggi seperti akuntabilitas, kualitas pendidikan, otonomi dan evaluasi diri pendidikan tinggi menjadi tuntutan yang dipersyaratkan masa depan, sehingga menuntut aktualisasi keunggulan kemampuan manusia secara optimal yang kini masih “tersembunyi” dalam hasil pendidikan tinggi.