JABAR EKSPRES – Muncul berita soal penolakan konser Coldplay oleh panitia alumni 212 (PA 212) karena dianggap dukung LGBT. Apakah benar seperti itu?
Kayaknya rencana konser Coldplay di Indonesia tuh nggak didukung sama semua orang, ya. Salah satu kelompok yang nolak tuh Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212. Terus mereka desak pemerintah buat nolak konser Coldplay di Indo.
Mengutip dari mamagini.suara.com Alasannya, Coldplay ini nge-bawa-bawa nilai yang pro-LGBT sama ateisme. “Jelas kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang dukung LGBT gitu deh,” kata Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin.
“Pemerintah harus tegas nolak Coldplay biar keutuhan bangsa tetep terjaga, apalagi lagi mau pesta politik. Kalo biarin bahkan dukung, nanti kita nggak bertanggung jawab kalo ada umat Islam yang ribut. Bisa aja mereka bawa ular kayak waktu Lady Gaga atau Miss World, atau blokir lokasi atau ngepung bandara,” tegasnya.
Coldplay dianggap gak sesuai dengan nilai pancasila yang kebanyakan mayoritas Islam. Dan hasilnya LGBT sangat bertentangan dengan nilai pancasila.
Ketua PA 212 itu juga meminta kepada panitia agar mengurungkan niatnya untuk tidak menggelar konser Coldplay di Indonesia 15 November 2023 nanti.
“Menurut saya, panitia konser sebaiknya batalkan aja niatnya buat ngajakin Coldplay ke sini. Kan masih banyak band lain yang gak dukung LGBT atau ateis. Jadi lebih baik nggak bikin rugi kayak konser Lady Gaga, Miss World, atau aktris porno Miyabi yang batal” Ujarnya
Apakah Benar Coldplay Seperti itu?
Melansir dari berbagai sumber, sejak dari dulu coldplay sudah menyuarakan tentang freedom of expression, berlaku untuk semua isu kemanusiaan. Bukan hanya terkotak di isu LGBT dan ateis.
Bahkan juga mereka menyuarakan #saveukraine, dukung protes di Iran, dan masih banyak lagi isu kemanusiaan lainnya. Bahkan mereka juga mendukung kebebasan palestina beberapa tahun lalu.
“Mereka itu penganut isu kemanusiaan dan cinta damai, bahkan kebebasan Palestina pun mereka dukung” @opi***
Pada tahun 2011, Coldplay sempet posting lagu “Freedom for Palestine” di laman Facebook.
Lagu itu dibawain sama OneWorld, kelompok musisi, seniman, artis, sama penggalang dana amal buat ngasih tau orang tentang pendudukan Israel di Palestina yang bikin orang miskin dan pelanggaran hak asasi.