JABAR EKSPRES- Kamboja menjadi negara pertama sepanjang sejarah yang menanggung seluruh biaya dan akomodasi peserta dari 11 negara yang mengikuti SEA Games.
TIdak hanya itu, Kamboja juga menggratiskan semua biaya masuk dan hak siar. Meskipun Kamboja merupakan salah satu negara dengan PDB terendah di Asia Tenggara yang hanya mencapai $27 miliar pada 2021.
Namun, negara ini rela mengeluarkan biaya hingga $118 juta (Rp1,73 triliun) untuk penyelenggaraan SEA Games.
Angka ini lebih besar dari Vietnam pada SEA Games 2021 yang mencapai $77 juta (Rp1,13 triliun), tapi masih lebih kecil dari Indonesia pada SEA Games 2011 yang menyentuh Rp2,1 triliun.
Namun, kebijakan pemerintah Kamboja untuk menggratiskan tiket SEA Games 2023 ini justru menjadi bumerang karena banyaknya kasus yang muncul. Berikut beberapa di antaranya:
1. Distribusi Kurang Baik
Kebijakan tiket gratis tidak dibarengi dengan proses distribusi yang baik. Karena itu, banyak publik yang datang ke pertandingan dan menyebabkan kemacetan dan antrean yang parah.
2. Lighting dari Lampu Mobil
Beberapa saat lalu, viral video yang menunjukkan tidak adanya. lighting pada SEA Games 2023 di Kamboja, sehingga lampu mobil digunakan untuk upacara kemenangan atlet lari cepat.
3. Bendera Indonesia
Pada seremoni pembukaan Sea Games 2023 ini, sempat viral insiden bendera Indonesia yang dikibarkan secara terbalik.
4. Ruang Ganti Timnas
Ada juga berita yang beredar tentang ruang ganti Timnas Sepak Bola Indonesia yang hanya menggunakan plastik.
5. Tiang Bendera
Pada momen naik podium di cabor marathon, bendera yang dikibarkan dipegang oleh manusia dan membuat beberapa netizen menyebutnya sebagai tiang manusia.
Kejadian ini mengundang berbagai komentar dari netizen. Berikut beberapa di antaranya.
“acara di kampung mana ini”
“Mereka siaaap kagak si wkwkwkwk”
“Gw yakin Kamboja uda berusaha memberikan yang terbaik cuman mereka cuman mampunya segitu”