JABAR EKSPRES – Resesi seks adalah suatu kondisi atau keadaan di mana orang-orang tidak lagi menginginkan hubungan seksual. Jika demikian, mereka tentunya tidak bakal mempunyai keturunan.
Itulah yang saat ini terjadi di Jepang. Itulah yang membuat Negri Sakura itu sekarang sedang mengalami darurat resesi seks.
Pemerintah Jepang pun berusaha untuk mengentaskan permasalahan resesi seks ini semenjak beberapa tahun terakhir.
Pada masa pemerintah Shinzo Abe, misalnya, pemerintah setempat sudah melancarkan mitigasi berupa misi menaikkan demografi penduduk Jepang.
Permasalahan ini sangat mendesak sebab ada perkiraan yang menyebut bahwa penduduk Jepang bakal menurun dari 127 juta ke 82 juta orang, berdasarkan laporan dari Japan’s National Institute of Population and Social Security Research.
BACA JUGA: Spoiler One Piece 1081, Review Buah Iblis Rock D. Xebec yang Konon Bakal Dimakan Koby
Resesi Seks di Jepang
Hal demikian membuat Jepang menjadi negara dengan tingkat fertilitas (lahiran) paling rendah dari negara-negara lainnya.
Menariknya, pernikahan di Jepang tidak serta merta membuat mereka ingin mempunyai anak.
Dalam informasi yang JabarEkspres.com dapatkan, permasalahan enggan berhubungan seks dan enggan mempunyai anak ini mempunyai penyebab yang bersifat dilematis.
Singkatnya, mempunyai anak akan menjadi semacam halangan bagi karir mereka di perusahaan.
Misal, orang-orang Jepang mempunyai dilema berupa, jika mereka mempunyai anak, maka mereka harus berhenti bekerja.
“Jika Anda sudah menikah dan Anda menginginkan bayi, Anda (suami atau istri) menghadapi suatu pilihan, lanjut bekerja atau keluar dari pekerjaan dan memiliki bayi,” kata Keisuke Nakashima, seorang Profesor dari Kobe City University of Foreign Studies dan seorang senior di Global Aging Institute, lansiran dari Insider.
Permasalahan ini pun tidak kalah pelik bagi mereka orang-orang Jepang yang belum mempunyai pasangan.
Pasalnya, mereka yang single pun kesulitan mendapatkan pasangan di Jepang karena kesibukan yang mereka punya di keseharian.
“Ya, saya single. Saya ingin menikah, tapi saya tidak bisa menemukan pasangan,” kata Shota Suzuki, perempuan berusia 28 tahun di Tokyo, dikutip dari KNX News.