BANDUNG, JABAR EKSPRES – Elektabilitas Partai Gerindra di Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi. Sayangnya, partai yang dikomandoi Prabowo Subianto itu masih belum memiliki kader potensial dalam bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat.
Hal itu berdasarkan hasil survei terbaru dari Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) yang dipublikasikan, Selasa (18/4). Direktur Eksekutif IPRC Firman Manan menguraikan, survei itu dilakukan dalam rentang waktu 1-7 April 2023 lalu.
Dari 1.200 sampel yang ada, masyarakat paling banyak memilih Partai Gerindra untuk di Jawa Barat. Perolehannya 25,3 persen. “Kami gunakan margin of error sebesar 2,87 persen,” terangnya, Selasa (18/4).
Firman melanjutkan, pada urutan kedua adalah PDIP dengan elektabilitas 17,1 persen. Kemudian PKS 10,3 persen, Partai Golkar 10,3 persen, Partai Nasdem 6,3 persen, Partai Demokrat 5,7 persen, PPP 3,2 persen, PAN 1,8 persen, Perindo 0,8 persen, PSI 0,5 persen, PBB 0,4 persen, Partai Gelora 0,3 persen, Partai Garuda 0,3 persen, Partai Hanura 0,2 persen, Partai Umat 0,1 persen, PKN 0,1 persen, Partai Buruh 0,1 persen. “Untuk yang tidak menjawab masih tinggi. Ada 15,1 persen,” sambungnya.
Firman menambahkan, dalam survei terbaru itu ada beberapa temuan unik. Pertama dari Partai Nasdem yang elektabilitasnya naik banyak walaupun belum signifikan secara statistik. Pada survei November 2022 lalu, elektabilitas Nasdem masih di angka 3,5 persen. “Menurut kami, variabel pencapresan Anies Baswedan yang bisa memberikan efek tersebut,” terangnya.
Sementara itu Board of Advisor IPRC Prof. Muradi menambahkan, temuan unik juga dalam survei tersebut ada di Partai Gerindra. Partai itu bisa menjadi jawara secara elektabilitas tapi sayangnya masih belum muncul kader potensial dalam bursa Pilgub Jawa Barat nanti. “Walaupun regenerasi figur tokoh ini jadi masalah kebanyakan partai,” sambungnya.
Muradi menambahkan, tingginya elektabilitas Partai Gerindra menurutnya banyak dipengaruhi oleh faktor Ketua Umum Prabowo Subianto. “Gerindra belum ada calon pada Pilgub Jabar. Ini jadi peluang potensial bagi tokoh untuk menggunakan basis masa Gerindra,” katanya.
Menurut Muradi, dinamika politik yang ada di Jawa Barat nampaknya juga tidak sama dengan apa yang terjadi di tingkat nasional. Terlihat di tingkat nasional PDIP jadi partai yang unggul sementara di Jabar justru Gerindra yang unggul.