Contoh Khutbah Idul Fitri 2023 dengan Tema Kasih Sayang

Ar-Raġib Al-Isfihani berkata; rahmat pada dasarnya memiliki dua pengertian yaitu; kasih sayang dan kebajikan.

Dalam konteks ini, rahmat berarti kasih sayang yang menuntut adanya kebaikan terhadap yang dikasihi.

Jamaah Ṣalat ‘Id yarhamukumullah …

Manusia yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT., akan bisa menyayangi kepada siapapun dan apapun yang ada di sekelilingnya, tentu dimulai dari yang terdekat, seperti; kedua orang tua, keluarga, famili, teman kerja, dan sebagainya, dan akan berbuat baik kepada mereka, bahkan kepada seluruh makhluk ciptaan Allah yang ada di sekitarnya.

 

Manusia yang mendapat rahmat, akan beramal ṣalih; walau hanya bersedekah segelas air putih kepada orang yang sedang kehausan, sepiring nasi kepada orang sedang kelaparan, mengambil paku/duri yang tercecer di tengah jalan, tersenyum dengan tetangga pada saat berpapasan, menularkan ilmu dan ketrampilan yang dimiliki kepda masyarakat lingkungannya, memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya … dst.

Mungkin dalam pandangan manusia, amal-amal seperti itu dianggap remeh, akan tetapi dalam banyak kisah, bisa menjadi penyebab turunnya rahmat dari Allah SWT.

kepada para pelakunya: Rasulullah Saw. bersabda:

ا َ َتَّد َ ُج ب ل َيْنَم ٍق ا ْش َْمِش ِب َطِري ر ي ْهِ ي َع عَل َطُش َ َ َج ال َد ْ ْئا َل فَو ِب ْ ِهيَ فَََن ا َ ف فَ َ ِْشَب َّ ُ ث َخَرَج َذا ِ هَ ََْك ُث فَا ِ ْ َل ي َ ُُ ي ُ ك الََّّث آ َى ْن م َع َطِش ِ ْ الر َق ْد َّ ُج فََقا ُل َل ال ل َغ َ َ َل ََْك َ ِ َهَذ ب ا ْ ْن ال م َع َطِش ِ ال ثْ ُل ْ ََّّل م ِي ِ َغ ََكَن ا َ َل ب ِب َل َْئ َ فَََن ِبْ ْ َل ال َ َ فَم ُخفَُّه َّ َس َكُه ُ أْم ثَ يهِ َسَق ِبف ى ِ ََْك َ ِ فَ ْ ال َ َكر َهل فَ َش ا َُِّل ُ َ َهل فََغَفر ُ وا ُ َ ُسوَل َّي قَال ر َّن ا َِّلِ ِ ا َ و نَا ل ِف َ ِ ال ا ََْبَائِ أ فََقا َل ْجر َ ْ َعم ِب َذ ٍد ا ُُ ِت نَ ِف ِّ كَ َةٍ ْطب َ ْج ر. أ َ ر

“Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya; ‘Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku alami.’ Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu (diterima-Nya amalnya) dan diampuni-Nya dosanya.’ Para sahabat bertanya; ‘Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah kami bila menyayangi hewan-hewan ini? ‘ Jawab beliau: ‘Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala.” (Ṣahih Muslim 4162 Sunan Abu Daud 2187 Muwatho Malik 1455).

Maka kita tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apa pun, karena ternyata bisa menjadi penyebab turunnya rahmat dari Allah SWT., kepada para pelakunya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan