JABAREKPRES – Kelompok Separatis Teroris (KSP) kembali menebar teror dengan melakukan serangan kepada prajurit TNI dari Satgas Yonif 321/Galuh Taruna (GT).
Peristiwa yang mencekam itu, sempat viral di media sosial dengan memberikan keterangan ada sekitar 6 prajurit TNI tewas dan puluhan lainnya tertangkap.
Mendengar informasi tersebut Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojono langsung memberikan keterangan pers dengan memberikan keterangan atas peristiwa penyerangan tersebut.
Menurutnya, anggota TNI Yonif 321/GT diketahui sedang menjalankan misi untuk membebaskan Pilot Susi Air yang di sandera oleh kelompok bersenjata.
Akibat serangan tersebut, satu anggota TNI dari Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna bernama Pratu Miftahul Arifin gugur dalam tugas.
‘’Pratu Miftahul Arifin gugur tertembak oleh kelompok seperatis teroris,’’ ujar
Julius mengakui, sampai saat ini belum ada informasi lanjutan mengenai kondisi prajurit TNI yang sedang menjalankan di Kabupaten Nduga, Papua.
Keterbatasan informasi ini terjadi karena mengalami kendala akibat kondisi cuaca dan medan yang berat.
Meski begitu, TNI akan tetap melakukan upaya penyelamatan dan melanjutkan operasi militer di Papua dengan mengedepan humanis.
Sebelumnnya Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel (Kav) Herman Taryaman memberikan keterangan terkait penyerangan tersebut.
Menurutnya, insiden penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIT pada Minggu (16/4).
Seorang anggota TNI Pratu Miftahul dinyatakan meninggal dunia usai tertembak dan terjatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter.
Adanya pajurit TNI yang tertembak, anggota lainnya berusaha untuk menolong, namun serangan berikutnya membuat anggota TNI lainnya menyelematkan diri.
Kendati begitu, berdasarkan kabar yang beredar akibat serangan Kelompok separatis teroris tersebut 6 prajurit gugur, 9 disandera dan 21 lainnya belum diketahui nasibnya.
Terkait informasi yang beredar tersebut, Kolonel Kav Herman Taryaman belum bisa meastikan kebenarannya. Sebab sampai saat ini masih terkendala komunikasi yang terhalang faktor cuaca.
‘’Kami belum mengetahui secara pasti berapa korban prajurit TNI yang meninggal dan luka-luka akibat serangan gerombolan KST tersebut seperti kabar yang beredar melalui media sosial,” jelasnya.
Untuk diketahui, Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna atau Yonif 321/Galuh Taruna merupakan spesial force dengan kualifikasi raider.