JABAR EKSPRES – Rupiah dilaporkan menguat menjelang Lebaran 2023, hal tersebut berdasarkan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di jakarta pada awal perdagangan Kamis, 13 April 2023 yang menguat setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Terkait naiknya rupiah menjelang Lebaran 2023, analis Bank Woori Saudara Rully Nova membeberkan penejasannya.
Menurut Rully, rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan mengidikasikan melemahnya permintaan domestik AS, akibatnya kebijakan suku bunga yang hawiks dari The Fed, sehingga nilai rupiah dilaporkan menguat menjelang Lebaran 2023.
BACA JUGA: Nilai Rupiah Semakin Melemah, Hampir Mendekati Rp 15.000 per Dollar AS
“Rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan mengindikasikan melemahnya permintaan domestik AS akibat kebijakan suku bunga yang hawkish dari The Fed,” kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova, dikutip JabarEkspres.com dari Antara pada Kamis, 13 April 2023.
Sebagai informasi, kurs rupiah pada Kamis, 13 April 2023 pagi dibuka naik 74 poin atau 0,50 persen ke posisi Rp14.806 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.
Selanjutnya, Rully juga mengatakan bahwa dengan melihat fenomena ekonomi AS saat ini maka ke depan Bank Sentral AS atau The Fed diperkirakan akan merencanakan jadwal penurunan suku bunganya secara bertahap.
Kondisi tersebut tentunya akan berdampak perekonomian dunia termasuk nikai tukar Rupiah.
Sementara itu, Indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Maret mencatat kenaikan 0,1 persen bulan ke bulan.
Nominal tersebut lebih rendah dari perkiraan konsensus pasar sebesar 0,3 persen dan ekspansi 0,4 persen pada bulan sebelumnya.
Penjelasan tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan pada Rabu, 12 April 2023 pagi.
Sedangkan dalam 12 bulan hingga Maret, IHK meningkat 5,0 persen, kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Mei 2021. IHK naik 6,0 persen secara tahun-ke-tahun pada Februari.
Tak hanya dari faktor eksternal, nilai rupiah dan kondisi ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor internal.
Seperti data-data ekonomi yang masih kuat diantaranya Purchasing Managers’ Index (PMI), inflasi, dan cadangan devisa.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis S&P Global menunjukkan capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2023 berada di posisi 51,9, naik dibanding bulan sebelumnya yang menempati level 51,2.