Wow! Rupiah Menguat Jelang Lebaran 2023, Dampak Rilis Data Inflasi AS?

Capaian tersebut kembali mampu melewati PMI pusat manufaktur terbesar dunia yaitu, China (50,0) dan kembali lebih tinggi dari PMI ASEAN (51,0) dan Malaysia (48,8), Vietnam (47,7), serta Taiwan (48,6).

Kemudian Jepang (49,2), Korea Selatan (47,6), Inggris (48,0), Amerika Serikat (49,3), dan Jerman (44,4).

Sementara inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Maret 2023 mencapai 4,97 persen karena terdapat peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 108,95 pada Maret 2022 menjadi 114,36.

Jika dilihat dari tren, inflasi tahunan pada Maret 2023 menurun dari level 5,28 persen (yoy) pada Januari 2023 dan 5,47 persen (yoy) pada Februari 2023.

Lalu, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 mencapai 145,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 sebesar 140,3 miliar dolar AS.

Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Rully pun memproyeksikan rupiah bergerak pada kisaran Rp14.890 per dolar AS sampai dengan Rp14.950 per dolar AS.

Pada Rabu, 12 April 2023 rupiah ditutup meningkat enam poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.880 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.886 per dolar AS.

Itulah penjelasan Rully Nova mengenai nilai rupiah dilaporkan menguat menjelang Lebaran 2023, berdasarkan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di jakarta pada awal perdagangan Kamis, 13 April 2023 yang menguat setelah rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan.(*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan