JABAR EKSPRES – Judi slot online merupakan salah satu jenis permainan game online yang paling populer dan banyak diiklankan di internet. Jika Anda sudah terlanjur kecanduan hingga menguras banyak uang untuk deposit, pahami dulu penyebab dan cara mengobati kecanduan judi slot online.
Memainkan game judi slot online terbilang mudah karena hanya perlu melakukan deposit dan menekan spin untuk mendapatkan hasil taruhan.
Tak jarang banyak pemain yang menang maupun kalah menjadi kecanduan dan ingin terus menerus mencoba bermain berharap mendapatkan keuntungan yang gacor.
Berdasarkan beberapa penelitian, penyebab seseorang menjadi kecanduan judi slot online pada setiap orang hampir sama.
Hal ini diperparah dengan semakin gencarnya para bandar judi online yang memakai artis atau influenser untuk mempromosikan situs judi mereka.
Maka dari itu, kita perlu mengetahui literasi mengenai game ilegal yang bisa sangat merugikan banyak pemainnya, salah satunya game judi slot online.
BACA JUGA : Bongkar Rahasia Judi Slot Online dan Algoritma Jam Gacor yang Menipu
Penyebab Kecanduan Game Judi Slot Online
Berikut ini adalah 3 faktor membuat seseorang kecanduan judi slot online, togel, tebak skor, dan judi online lainnya, menurut Psikolog Alexandra Adeline:
- Hormon endorfin tercipta di tubuh saat bermain judi dan memberikan perasaan senang. Bahkan ketika seseorang kalah, tubuh tetap menghasilkan adrenalin dan endorfin. Pada tahap ini, orang bermain judi bukan hanya untuk keuntungan, melainkan juga sebagai bentuk hiburan.
- Pemain merasakan kegembiraan dari ketegangan saat menunggu hasil berjudi, karena ada peningkatan aktivitas di area otak yang terkait dengan dopamin, suatu neurotransmitter yang mengirim sinyal antara sel saraf atau sel saraf dengan sel lainnya.
- Orientasi pada target adalah kebiasaan untuk fokus pada hasil ketimbang proses dalam mencapai tujuan. Seseorang ingin cepat kaya dengan cara mudah tanpa perlu bekerja keras.
“Biasanya, untuk pasien dengan kondisi kecanduan berjudi dilakukan Detox, yaitu, seseorang harus menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas kegiatan tersebut dibawah observasi dan bimbingan dari Psikolog atau Psikiater,” jelas Adeline.