Pasca Tutup Total, Pedagang Cimol Gedebage Kembali Membuka Gerainya

JABAR EKSPRES – Pasca tutup total, kini serentak pedagang Cimol Gedebage kembali membuka kiosnya.

Penutupan kemarin merupakan inisiatif para pelaku usaha, menyusul kebijakan pemerintah yang melarang bisnis pakaian impor karena dinilai mengganggu pertumbuhan produk lokal.

Ketua Paguyuban Pedagang Cimol Gedebage, Rusdianto menuturkan, faktor para penjual membuka kembali tokonya karena arus pemasukan kas para pedagang mengalami keterhambatan. Sehingga kini ramai para pelaku usaha kembali menjajakan dagangannya.

“Meskipun belum pasti ada larangan bagi para pedagang pengecer pakaian bekas. Satu hari tidak berjualan, dampaknya 2 hari kedepan kita Tak bisa makan” ujar Rusdianto.

Tercatat, para pedagang yang berada di Pasar Cimol Gedebage kini berjumlah 1.088, ditambah dengan penjual yang berada di depan sebanyak 500 kios. Dirinya meminta, pemerintah bisa memfasilitasi para pedagang, agar bisa kembali berjualan secara normal.

“Kami meminta pemerintah untuk turun tangan, dan memfasilitasi para pedagang agar bisa kembali berjualan secara normal” pintanya.

Perlu diketahui, penutupan gerai bebeberapa waktu lalu di Pasar Cimol Gedebage didasari atas inisiatif para pedang. Menyusul tentang peraturan menjual barang impor bekas, yang berdampak pada terganggunya pertumbuhan tekstil lokal, dan disinyalir berdampak buruk pada kesehatan.

Salah satu pedagang, Aang (42) menyebutkan, pembukaan kembali kios karena sumber pendapatan yang merosot, akibat aktifitas jualan yang terganggu. Sehingga akhirnya memutuskan untuk kembali berjualan, sampai keluarnya regulasi yang jelas terkait kebijakan persoalan thrifthing.

“Tutup dari tanggal 21, karena ramai persoalan tentang thrifthing itu. Karena sumber pemasukan gak ada, terus juga persoalannya belum jelas hasilnya, akhirnya semenjak kemarin buka kembali aja” ujar Aang kepada Jabar Ekspres.

Selain mempengaruhi para penjual, pengunjung pasar Cimol Gedebage, Faisal (27) menuturkan tutupnya para pedagang waktu lalu, sangat mempengaruhi tingkat penjualan bisnis thrifthing nya. Terlebih barang dagangannya, hampir semua dirinya dapatkan di tempat ini.

“Keganggu sih, jadi ngga ada stok barang. Karena biasa kan suka nyari disini, terus kita jual lagi. Kemarin tutup juga, jadi barang dagangan hampir kosong” ujar Faisal kepada Jabar Ekspres

Kini para pedangan meminta pemerintah, untuk bisa berdikusi bersama, terkait pencarian solusi terkait kebijakan tersebut.

Writer: Sadam Husen Soleh RamdhaniEditor: Tiara Disa Pratiwi

Tinggalkan Balasan