JABAR EKSPRES – Jelang Ramadan, harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di Kota Cimahi merangkak naik. Bahkan daging sapi kini menyentuh Rp 150 ribu per kilogram.
Kenaikan harga itu terpantau di semua pasar tradisional di Kota Cimahi pada Selasa (21/3), saat pihak Pemerintah Kota Cimahi melaksanakan sidak harga bahan pokok ke Pasar Cimindi.
Selain harga daging sapi, ternyata kenaikan harga pun terjadi pada daging ayam, beras, hingga minyak goreng kemasan bersubsidi (Minyakita) yang terpantau tinggi harganya.
Seorang pedagang daging sapi di Pasar Cimindi Iis Sumartini,52,menuturkan untuk harga daging sapi memang terdapat kenaikan harga 10 ribu rupiah.
”Iya daging sapi sekarang rata-rata naiknya Rp 10 ribu per kilogram. Paling mahal ada yang sampai Rp 150 ribu dari awalnya Rp 140 ribu,” tutur Iis salah seorang pedagang Pasar Cimindi.
Iis pun tidak mengetahui pasti penyebab naiknya harga daging sapi, namun ia pastikan jika kenaikan harga menjelang Ramadan ini memang kerap terjadi setiap tahunnya.
”Naiknya kan udah dari sananya. Setiap tahun jelang bulan puasa atau lebaran kan biasanya selalu naik,” katanya.
Selain harga daging sapi, harga daging ayam juga mengalami kenaikan. Saat ini rata-rata pedagang menjualnya Rp35 ribu per kilogram. Begitu pun dengan harga beras yang ikut naik.
”Untuk beras juga ikut naik, sekarang yang medium udah Rp 11 ribu per kilogram, premium Rp 12.400. Sebelumnya sempet turun, sekarang naik lagi,” kata seorang pedagang Kepokmas, Ajeng Nuclea,26.
Selain harga naik, pasokan beras ke pasar tradisional di Kota Cimahi menurutnya kini kembali berkurang. Padahal merujuk musim, Maret hingga April ini sudah memasuki masa panen raya.
”Yang katanya sih karena faktor cuaca, jadi petaninya mengalami kendala penjemuran padi karena hujan terus. Tapi mudah-mudahan kedepannya gak makin naik terus,” ungkapnya.
Sedangkan untuk minyak goreng kemasan bersubsidi (Minyakita) Ajeng mengakui harganya masih tinggi dan melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 14 ribu per liter, dan itu pun hingga saat ini sulit didapat.
”Saya jual sekarang Rp16 ribu per liter, di atas HET memang. Tapi saya gak punya piliha karena harga dari sananya udah Rp15 ribu,” jelasnya.