BANDUNG – Roda ekonomi di Kecamatan Bandung Kidul nampaknya makin berputar selepas Pandemi Covid – 19. Hal itu nampak dari pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kecamatan itu.
Staf Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Bandung Kidul Andina mengungkapkan, dari pencatatan yang telah dilakukan di 2022, total ada 1.737 UMKM di Kecamatan Bandung Kidul. “Kebanyakan masih usaha di bidang kuliner,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (16/3).
Andina menambahkan, UMKM itu juga tersebar di empat kelurahan yang ada di Kecamatan Bandung Kidul. Terbanyak ada di Kelurahan Menger dengan total 806 pelaku usaha. Kemudian disusul Kelurahan Kujangsari sebanyak 500 usaha, lalu Kelurahan Batununggal dengan 403 usaha dan terakhir Kelurahan Wates 28 usaha.
Jika dibandingkan dengan 2020, jumlah usaha itu sudah meningkat cukup signifikan. Merujuk Portal Data Kota Bandung, pada 2020 tercatat hanya ada 160 UMKM di Kecamatan Bandung Kidul.
Meski banyak, UMKM di Kecamatan itu memang belum seluruhnya mandiri. Termasuk memiliki kelengkapan admistrasi yang sempurna. Misalnya kepemilikan sertifikasi halal ataupun Nomor Induk Berusaha (NIB).
Karena itu, pihak kecamatan juga bakal terus melakukan fasilitasi menunjang kemajuan Usaha Mikro Kecil Menengah di wilayahnya. UMKM terus didorong agar meningkatkan kualitas produknya. Sehingga semakin meningkatkan nilai jual produk. “Agar mampu bersaing,” cetusnya.
Selama ini peran pendampingan pelaku UMKM memang banyak langsung dari dinas terkait. Yakni Dinas Koperasi UMKM. Kecamatan lebih banyak mengambil peran sebagai fasilitator.
Dari sisi jumlah penduduk, Kecamatan Bandung Kidul juga tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan kecamatan lain. Jumlahnya ada 60,4 ribu jiwa, atau dalam kategori 10 terbawah. Kecamatan itu memiliki kepadatan penduduk 9.963 per kilometer persegi. Juga tidak terlalu padat jika dibanding kecamatan lain. (mg4)