BANDUNG – Industri dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kecamatan Lengkong nampak tumbuh. Industri di bidang makanan dan minuman masih yang paling banyak.
Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Lengkong, Bagus Pribadi mengungkapkan, menurut catatannya sedikitnya ada sekitar 360 UMKM tumbuh di Kecamatan Lengkong. “Itu belum update data terbaru tahun ini. Tapi secara kasat mata nampak tumbuh setelah pandemi,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (14/3).
Bagus menambahkan, dari segi jenis usaha, UMKM paling banyak di Kecamatan Lengkong adalah di bidang makanan dan minuman. Tetapi juga tetap ada usaha di bidang lain seperti kerajinan, maupun usaha pakaian jadi.
Sejauh ini peran kecamatan memang masih banyak melakukan fasilitasi kepada para pelaku UMKM. Namun kecamatan tetap mengupayakan adanya kegiatan pelatihan bagi UMKM agar usahanya makin berkembang.
Di 2022 lalu kecamatan berhasil melaksanakan 2 kali pelatihan. “Tahun ini rencananya juga 2 kali,” imbuh Bagus.
Saat ini di Kecamatan Lengkong juga sedang mempersiapkan program pendampingan UMKM dari Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung. “Nanti ada 32 – 40 UMKM Lengkong yang terpilih. Sekarang masih proses seleksi,” cetusnya.
Program pendampingan itu bakal berlangsung hingga Oktober nanti. Harapannya pelaku usaha dapat makin berkembang.
Pendampingan itu tentunya tidak hanya sekedar meningkatkan kualitas produk. Tetapi juga hal penting lain yang terkait keberlangsungan UMKM. Misalnya terkait kepengurusan perizinan, hingga pemasaran produk.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung sempat mencatat bahwa jumlah Industri Mikro dan Kecil di Kecamatan Lengkong pada 2021 hanya ada 86 unit. Terdiri dari 20 unit di bidang makanan dan minuman, 16 unit pakaian jadi, 15 unit tekstil, 14 unit furniture, 10 barang logam, 3 unit reparasi dan pemasangan mesin, 3 unit percetakan, kerajinan 2 unit, bidang kulit 2 unit, dan 1 unit anyaman. (mg4)