BANDUNG – Kawasan Hutan Lindung Rancaupas di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung mengalami kerusakan parah akibat adanya event motor trail.
Melalui postingannya di Instagram Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku geram dengan adanya event motor trail yang merusak lingkungan tersebut.
Menurutnya event motor trail yang melibatkan ribuan peserta itu, tidak mendapat izin dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung.
Terkait adanya logo Pemkab di spanduk event tersebut, Dadang menegaskan bahwa logo Pemkab tersebut dicatut tanpa izin oleh pihak panitia.
Kang DS—sapaan akrab Bupati Bandung mengecam keras kegiatan event motor trail yang merusak kawasan hutan lindung Rancaupas.
Bahkan, Kang DS mengancam akan menindak lanjuti kasus tersebut ke pihak yang berwajib agar diproses hukum. Sebab, dalam kegiatan even motor trail tersebut sudah merusak lingkungan kawasan hutan lindung yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
‘’Panitia acara dan pihak-pihak yang mendukung harus bertanggungjawab atas kejadian ini, kita akan tindak lanjut,’’ tulis Kang DS dalam kerterangannya.
Sementara itu, Berdasarkan informasi yang dihimpun kegiatan event trail tersebut di gelar pada Minggu, (5/3) diselenggarakan dengan tema Trail Camping Adventure Eksplore (Gas Duduluran Siaturahmi HMI Mapag Munggahan) yang di gelar di obyek wisata Kampoeng Cai Rancaupas.
Kegiatan itu di ikuti oleh kurang lebih 3.000 peserta. Peserta juga diharuskan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 200.000.
‘’Biaya tersebut sudah termasuk tiket masuk Rancaupas, free makan, free minum dan hadiah,’’ kata dia.
Pihak panitia juga diniai tidak becus dalam pelaksanaan even itu. Sebab, ketika acara digelar banyak peserta yang tersesat karena minimnya petunjuk jalan sehingga harus dievakuasi. Para peserta juga banyak yang masuk ke dalam lahan perkebunan dan pertanian milik warga.
‘’Peserta banyak yang mengalami kelelahan bahkan ada yang pingsan,’’ ujar salah satu eserta yang enggan namanya disebutkan.
Bukan itu saja, para peserta juga dimintai biaya makan dan minum lagi. Bahkan, untuk hadiah lomba pihak panitia menunda hadiah untuk pemenang.
Atas kekecewaan para peserta tersebut kerusuhan akhirnya terjadi. Para peserta melakukan aksi perusakan fasilitas yang ada di Rancaupas. Bahkan melakukan pembakaran kendaraan bermotor milik panitia.