BANDUNG – Penerangan jalan umum (PJU) di Kota Bandung masih minim. Hal ini bisa memicu tingginya aksi kriminalitas yang terjadi pada malam hari.
Seorang warga Arcamanik, Enda,51, menuturkan, sejumlah titik masih kekurangan PJU.
“Lampu masih kurang terang, untungnya kebantu sama mobil motor yang lalu lalang. Tapi kalau sudah kosong, kayak jam 9, dilurusan SOR Arcamanik, itu gelap banget sampai orangpun gak kelihatan kayanya, bahaya takut ada begal,” kata Enda kepada Jabar Ekspres, Jumat (3/3).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dishub Kota Bandung, Panji Krismandi menyatakan, pihaknya sedang mengupayakan terkait pergantian lampu penerangan jalan.
Hal ini sesuai dengan program yang sedang dilaksanakan yaitu Bandung Caang Baranang. “Sekarang kita sedang bertahap mengganti lampu sodium ke LED. Di jalan-jalan utama kita udah ganti menggunakan lampu LED yang cahayanya lebih terang, dan konsumsi listriknya juga kecil,” paparnya.
Panji menuturkan, terdapat pohon-pohon besar di ruas-ruas jalan Kota Bandung. Hal ini menjadi salah satu faktor pengganggu, terkait upaya Dishub dalam melaksanakan pergantian lampu secara menyeluruh.
“Salah satu masalah Kota Bandung itu kan banyak pohon besar, yang mana itu menutupi cahaya PJU. Solusi dari kami adalah membekali petugas di lapangan dengan gergaji besi, namun hanya boleh memotong ranting-ranting kecil,” jelasnya.
Pihaknya berencana, menargetkan lampu penerangan jalan di angka 69 ribu. Yang saat ini di Kota Bandung baru terdapat 51 ribu.
Rencananya, akan dilakukan penambahan lampu jalan pada tahun 2023, sampai angka 55 ribu.
“Untuk target penerangan jalan itu kita menargetkan 69 ribu. Saat ini sudah 51 ribu, akan ada penambahan mungkin tahun ini sekitar 55 ribuan. Pada akhir tahun 2023 ditargetkan mencapai 85%,’’ jelasnya.
Panji menjelaskan, tahun ini Dishub Kota Bandung mendapat anggaran sebesar Rp 62,5 miliar, untuk menjalankan amanah reses dan Musrenbang terkait PJL dan PJU. ’’Tahun ini anggarannya Rp 62,5 miliar,’’ pungkasnya. (mg1)