5 Fakta Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jumlah Korban, Kesaksian Warga, hingga Stok BBM Nasional

Rumah-rumah warga ini berdiri langsung menghadap dinding tinggi yang menjadi pembatas Depo. Hanya puing-puing yang tersisa dari rumah-rumah ini. Tidak hanya rumah warga, tetapi beberapa kendaraan juga hangus terbakar. Pada pukul 3 pagi, api telah padam, namun petugas pemadam kebakaran masih melakukan proses pendinginan.

  1. Kesaksian Warga Sekitar Plumpang

Sejumlah warga di Jalan Tanah Merah Bawah, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menceritakan pengalaman mereka saat terjadi kebakaran di pipa bensin milik Pertamina di Plumpang yang mengakibatkan puluhan rumah warga dan kendaraan terbakar.

Kejadian tersebut dimulai pada Jumat malam setelah waktu Isya, sekitar pukul 8 malam, ketika tiba-tiba warga mencium bau bensin yang sangat menyengat.

Melansir laman Tempo, salah satu warga, Asya, 40 tahun, mengatakan bahwa banyak orang di sekitar sana merasa mual dan merasa bau tersebut sangat menyengat. Asya yang berada di dalam rumah saat itu juga mendengar keributan di luar rumah yang awalnya ia kira adalah warga yang berkelahi.

Namun ternyata api sudah berkobar dari Depo Pertamina yang dikelilingi oleh dinding dan tidak jauh dari rumahnya. Seperti warga lainnya, Asya langsung meminta keluarganya untuk mengungsi ke Masjid At Taubah yang berada di dekatnya. Namun sayangnya, mereka tidak bisa mengungsi di sana karena lantai satu masjid sedang digunakan untuk acara hajatan. Akhirnya, warga memutuskan untuk bergerak lagi menuju Jalan Mundari.

Salah satu warga, Asya (40), merasakan bau bensin yang sangat menyengat dan melihat warga berlarian karena api sudah berkobar dari Depo Pertamina yang berdinding dan dekat dengan rumahnya.

Bersama dengan keluarganya, Asya mengungsi ke Masjid At Taubah, namun lantai satu sudah dipersiapkan untuk acara hajatan sehingga mereka harus melanjutkan perjalanan ke Jalan Mundari. Di sana, Asya melihat tiga korban tewas akibat kebakaran tersebut.

Setelah api padam, Asya kembali ke rumahnya dan menunggui rumah hingga pukul 3 pagi karena khawatir maling bisa masuk. Beruntung, rumahnya tidak terbakar meskipun beberapa tetangganya tidak seberuntung itu.

Warga lain seperti Aini (57 tahun) juga merasakan bau bensin dan melihat warga berlarian. Aini dan keluarganya mengungsi ke Masjid At Taubah namun ia tidak bisa naik ke lantai dua karena tercium aroma bensin yang kuat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan