PDIP Bisa Keok Jika Tidak Melakukan Koalisi di Pemilu 2024

BANDUNG – Untuk persiapan Pilpres pada Pemilu 2024, Partai-partai besar hampir seluruhnya telah menjalin koalisi. Namun untuk PDIP sejauh ini belum belum ada pergerakan untuk menjalin koalisi dengan partai lain.

Hanya saja, komunikasi politik sudah dilakukan olleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan bertemu petinggi partai.

PDIP memang bisa mengunsung Capres dan Cawapresnya sendiri. Sebagai partai pemenang Pelmilu 2019, PDIP sudah memenuhi ambang batas Threshould 20 persen.

Menanggapi hal ini pengamat politik prof Saiful Mujani mengatakan, tanpa koalisi, PDIP kemungkinan besar bisa kalah dalam pemilihan presiden.

Pernyataan ini berdasarkan hasil kajian dalam program ‘Bedah Politik Saiful Mujani Researc Center episode “Peluang Capres PDIP tanpa Koalisi” yang tayang melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, (9/1).

Menurutnya, PDIP bisa mengusung Capres dan Cawapres sendiri dalam Pemilu 2024.

Diketahui Partai berlambang Banteng Moncong Putih itu memiliki Kader potensial untuk diajukan sebagai Capres dan Cawapres.

Puan Maharani dan Ganjar Pranowo merupakan kader potensial yang bisa  PDIP usung sabagai Capres dan Cawapres.

‘’SMRC melakukan simullasi dengan memasang empat pasangan capres dan cawapres untuk Pilpres di Pemilu 2024,’’ kata Saiful.

Untuk PDIP sendiri simulasi Ganjar-Puan, Prabowo bersama Muhaimin Iskandar, Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Airlangga Hartarto dan Erick Thohir.

Dalam simulasi empat pasangan di atas, survei Saiful Mujani menemukan pasangan Ganjar-Puan berada di urutan ketiga dengan perolehan suara 21,6 persen.

Suara pasangan ini berada di bawah Prabowo-Muhaimin 29,7 persen dan Anies-AHY 28,8 persen.

Sementara pasangan Airlangga-Erick 4,9 persen dan yang belum menjawab 15 persen.

Saiful menjelaskan bahwa umumnya Ganjar cukup kompetitif jika dipasangkan dengan calon selain Puan.

Tapi, ketika dipasangkan dengan Puan, posisi Ganjar di bawah dua nama yang selama ini kompetitif dengan dia, yaitu Prabowo dan Anies.

Selisih antara pasangan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY dengan Ganjar-Puan itu cukup signifikan.

Karena itu, Saiful menyatakan bahwa kalau ini yang terjadi, maka yang masuk ke putaran kedua adalah Anies dan Prabowo.

‘’PDIP ditinggalkan bahkan ketika Ganjar ditaruh di nomor satu,’’ ujat Saiful.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan