Bagaimana Mengimani Peristiwa Isra dan Mi’raj?

Jabarekspres – Pada tanggal 27 Rajab setiap tahunnya umat Islam memperingati peristiwa Isra Mi’raj. Peristiwa tersebut merupakan tonggak terpenting untuk kehidupan manusia di muka bumi. Khususnya Umat Islam.

Dalam peristiwa Isra Mi’raj, Rasullulah Shallahi Alaihiwasalam mendapat tugas untuk melakukan perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram Mekah ke Masjidil Aqsha, Palestina (Isra).

Kemudian perjalan tersebut dilanjutkan dengan Mi’raj Dari Masjidi Aqsha Palestina ke Langit ke Tujuh Sidratul Muntaha.

Menurut Imam Masjid Istiqlal KH. Prof  Dr. Nasaruddin Umar mengatakan, Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa bersejarah bagi umat Islam.

Peristiwa yang sudah tersurat dalam Alquran itu, merupakan peristiwa menakjubkan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril.

Untuk memahami peristiwa itu banyak hikmah yang dipetik. Namun dalam memahaminya harus merujuk pada esensi dari periswtiwa yang sudah tertulis dari kitab suci Alquran.

Prof Nazaruddin menjelaskan, jika menelaah peristiwa Isra Mi’raj maka akan ditemukan dalam surat Al-Isra. Pada surat itu diawali dengan kata Subhallah (Maha Suci Allah).

Artinya setiap ayat yang diawali kata Subhanallah dipastikan akan meceritakan sebuah peristiwa yang tidak dapat dicerna dengan logika.

Maka dari itu, sebagai Umat Islam, sebuah peristiwa yang tidak bisa dicerna dengan akal maka, harus dicerna dengan keimanan.

‘’Isra Mi’raj itu peristiwa vertikal dari alam syahadah (nyata) ke alam ghaib, hingga sampai ke puncak Sidratul Muntaha,’’ kata Prof Nazaruddin.

Menurutnya, pada peristiwa itu seorang hamba pilihan, Nabi Muhammad SAW mendapat tugas untuk berjumpa dengan Allah Subhana Wata’ala (SWT). Dalam perjalanannya, Nabi mendapat oleh-oleh berharga yaitu Shalat.

‘’Shalat itu oleh-oleh yang sangat berharga dan harus didirikan untuk mengingat Allah, sehingga dapat menenangkan batin,’’ ujarnya.

Peristiwa Isra Mi’raj dilakukan pada malam hari. Sebab, pada malam harilah kualitas emosi sangat potensial untuk dirasakan. Sementara, di siang hari itu rasionya cukup berat.

Isra Mi’raj adalah latihan untuk mengenang dua peristiwa penting. Di mana anak manusia bisa menembus langit dalam kondisi masih hidup.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan